REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengkhianatan dalam sebuah hubungan bisa menjadi pengalaman yang sangat traumatis dan menyakitkan. Meski suami atau istri yang terkhianati bisa memaafkan, dia tak mungkin tak akan lupa.
Imbasnya, hubungan antarpasangan akan sulit untuk kembali seperti sedia kala. "Tanpa bisa memahami luka satu sama lain, bergerak maju ke depan akan menjadi hal yang hampir mustahil," jelas ujar psikoterapis dr Chandni Tugnait, seperti dilansir Hindustan Times, Sabtu (8/4/2023).
Menurut dr Tugnait, ada enam hal yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk kembali membangun kepercayaan pasangan yang mereka khianati. Berikut ini adalah keenam hal tersebut:
1. Akui kesalahan dan tanggung jawab
Orang yang melakukan pengkhianatan dalam hubungan perlu menyadari kesalahan mereka. Jangan membuat alasan atau menyalahkan orang lain atas pengkhianatan yang dilakukan. Memiliki kesungguhan diri untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan merupakan sebuah fondasi untuk membangun hubungan yang lebih kuat.
2. Tunjukkan penyesalan setulus hati
Permintaan maaf yang tulus dari hati bisa membantu menyembuhkan luka yang timbul akibat pengkhianatan. Pelaku pengkhianatan harus menunjukkan penyesalan dengan sungguh-sungguh. Pelaku pengkhianatan juga harus bisa memahami luka yang timbul akibat perbuatan mereka. Mereka harus bisa mendengarkan, memvalidasi perasaan, serta berempati kepada pasangan yang mereka lukai hatinya.
3. Perbaiki
Sesuatu yang rusak sudah semestinya perlu diperbaiki, begitu pula perasaan pasangan yang terluka akibat pengkhianatan. Dalam kasus perselingkuhan misalnya, pelaku pengkhianatan harus menunjukkan sikap tegas seperti memutus hubungan dengan pihak ketiga. Membuktikan keseriusan untuk memperbaiki hubungan dapat membantu mendapatkan kembali kepercayaan pasangan.
4. Transparan dan terbuka
Membangun kembali kepercayaan yang rusak membutuhkan transparansi dan keterbukaan secara terus-menerus. Transparansi dan keterbukaan ini mencakup perasaan, pikiran, serta aksi. Coba untuk lebih banyak berbagi cerita dengan pasangan dan bersikap lebih jujur kepada pasangan meski terkadang terasa tak nyaman. Transparansi dan keterbukaan dalam hubungan dapat menciptakan ruang aman bagi pasangan untuk menjalin komunikasi yang bisa dipercaya, tanpa kebohongan.
5. Konsistensi
Kepercayaan harus dibangun seiring waktu. Oleh karena itu, pelaku pengkhianatan perlu menunjukkan perubahan perilaku mereka secara konsisten dan terus-menerus. Satu tindakan pengkhianatan bisa dengan mudah menghancurkan kepercayaan yang dibangun selama bertahun-tahun.
6. Beri waktu
Mendapatkan kembali kepercayaan dari pasangan yang terkhianati tak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Pasangan mungkin akan memerlukan waktu untuk memulihkan dan memproses perasaan mereka sebelum siap untuk kembali menaruh kepercayaan. Lakukan semua upaya untuk memperbaiki hubungan dengan sungguh-sungguh dan sabar.
"Membangun kepercayaan dalam hubungan setelah sebuah pengkhianatan itu menantang. Tapi, merupakan hal yang mungkin untuk kembali membangun kepercayaan dan kemudian memulihkan hubungan," ujar dr Tugnait.