Kamis 06 Apr 2023 20:51 WIB

Afirmasi Positif Dukung Keberhasilan Terapi Anak dengan Autisme

Anak dengan autisme bersekolah tujuannya untuk bersosialisasi.

Anak-anak melihat tembok bertuliskan Autism dalam rangka peringatan Hari Autis Sedunia (ilustrasi). Dokter ahli tumbuh kembang mengingatkan agar orang tua lebih apresiatif terhadap perkembangan yang dicapai anaknya yang menyandang autisme.
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Anak-anak melihat tembok bertuliskan Autism dalam rangka peringatan Hari Autis Sedunia (ilustrasi). Dokter ahli tumbuh kembang mengingatkan agar orang tua lebih apresiatif terhadap perkembangan yang dicapai anaknya yang menyandang autisme.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A (K) mengatakan anak dengan gangguan spektrum autisme perlu mendapatkan dukungan dan afirmasi positif. Dengan begitu, terapi yang sudah dilakukan bisa berhasil.

"Orang-orang terdekat perlu memberikan afirmasi positif dan mengapresiasi keberhasilan anak dengan autisme sekecil apapun agar terapi yang dilakukan berjalan efektif dan mereka bisa merasa diterima di lingkungan terdekatnya" kata Rini pada seminar yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (6/4/2023), dalam rangka memperingati Hari Autisme Sedunia yang jatuh pada 2 April.

Baca Juga

Rini mengatakan anak dengan gangguan spektrum autisme, yakni gangguan perkembangan atau perilaku itu mungkin terkesan asing dengan dunia luar dan sulit bersosialisasi. Akan tetapi, mereka tidak berbahaya.

Sementara itu, Rini mengingatkan setiap perbaikan yang ada dalam diri anak perlu diberi penghargaan. Pada setiap terapi tentu ada perkembangan baru yang bermanfaat bagi tumbuh kembang anak dengan autisme.

Rini juga mengatakan, anak autis bisa bersekolah normal bahkan sampai kuliah, walau mungkin kemampuannya untuk bersosialisasi tidak sebaik anak lainnya. Anak dengan autisme juga tidak boleh dikucilkan karena mereka perlu bersosialisasi dengan dunia luar.

"Ketika masuk sekolah, anak dengan gangguan spektrum autisme itu tujuannya untuk bersosialisasi, bukan untuk meraih kecerdasan intelektual," ujar dokter pesialis anak dari Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Bunda Jakarta itu.

Dalam dunia medis, menurut Rini, ada sindrom Asperger. Anak dengan spektrum autisme lebih luas ini sehingga biasanya mereka memiliki kecerdasan-kecerdasan tertentu yang spesial.

Rini berpesan orang tua tidak perlu terburu-buru mencari sekolah yang sesuai untuk anak dengan autisme. Sebaiknya, fokus saja pada perkembangan-perkembangan kecil dan penting setiap harinya.

"Orang tua perlu lebih apresiatif pada perkembangan yang dicapai anak setiap harinya, jika memang ingin menentukan sekolah yang cocok, pilihlah sekolah yang mau menerima, dan pertimbangkan untuk memasukkan anak ke sekolah inklusi, atau sekolah yang melayani anak dengan kebutuhan khusus. Pilihlah sekolah inklusi jika memang anak memiliki predikat anak luar biasa dengan disabilitas intelektual," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement