Jumat 21 Apr 2023 04:30 WIB

Jelang Imunisasi, Orang Tua Perlu Persiapkan Mental Anak

Komunikasi dan menciptakan suasana nyaman bagi anak merupakan kuncinya.

Imunisasi difteri pada anak di SDIT Miftahul Huda Garut, Rabu (1/3/2023) (ilustrasi). Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro meminta setiap orang tua untuk mempersiapkan mental anak-anaknya sebelum mengikuti kegiatan imunisasi dasar guna mencegah berbagai penyakit.
Foto: Dok Republika
Imunisasi difteri pada anak di SDIT Miftahul Huda Garut, Rabu (1/3/2023) (ilustrasi). Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro meminta setiap orang tua untuk mempersiapkan mental anak-anaknya sebelum mengikuti kegiatan imunisasi dasar guna mencegah berbagai penyakit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro meminta setiap orang tua untuk mempersiapkan mental anak-anaknya sebelum mengikuti kegiatan imunisasi dasar guna mencegah berbagai penyakit.

"Diberikan pengertian kepada ibunya juga, jangan ikutan panik. Persiapkan diri secara mental agar (anak) tidak ikut menangis dan bisa memberikan ketenangan untuk anaknya," kata Reisa.

Baca Juga

Reisa menuturkan komunikasi dan menciptakan suasana yang nyaman bagi anak merupakan kunci penting agar pemberian imunisasi pada anak bisa berjalan dengan baik. Sebelum pergi ke fasilitas layanan kesehatan, orang tua bisa menjelaskan bahwa imunisasi amat penting untuk melindungi tubuhnya, terutama dari penyakit P3DI seperti campak, rubella, polio, dan hepatitis.

Orang tua dianjurkan untuk mengedukasi dengan cara yang nyaman, tanpa harus menyudutkan atau menakuti anak. Namun, Reisa juga meminta agar orang tua menjaga mentalnya ketika menemani anak imunisasi dengan cara tidak ikut menangis agar tidak terjadi penolakan dari anak.

"Surprisingly, anak-anak kalau diceritakan dan diberi tahu tujuan demi kebaikan anak, dia akan lebih menerima dibanding dipaksa tanpa diberi penjelasan tahu-tahu disakiti (untuk disuntik)," kata dia.

Kemudian, ketika akan berangkat ke fasilitas layanan kesehatan, dianjurkan anak menggunakan baju yang mudah dibuka, supaya mengurangi anak merasa gelisah. Pastikan juga agar anak dalam kondisi sehat secara fisik dan tidak menderita penyakit lain. Bagi anak yang masih dalam masa pemberian ASI eksklusif, orang tua dianjurkan agar memberikan ASI yang cukup dan tidak sedang dalam kondisi yang lemas.

Sementara terkait dengan adanya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), Reisa meminta orang tua untuk tidak panik dan tetap memantau kondisi anak hingga malam hari. Bila anak mengeluhkan adanya rasa pegal di sejumlah titik dan kadang diikuti demam, tapi masih dalam batas wajar, hal tersebut adalah reaksi tubuh anak membentuk sistem kekebalan baru melalui vaksin.

"Pastikan anak tidak kekurangan cairan dan terus lakukan skin to skin dengan ibunya (bagi bayi dan balita). Jangan diselimuti dengan bahan yang tebal, jangan panas," ujarnya.

Sebaliknya, bila anak mengalami demam yang mencapai 38,5 derajat hingga 40 derajat Celcius, muntah atau muncul benjolan di bagian tubuh tertentu, Reisa menganjurkan orang tua untuk segera konsultasi bersama tenaga kesehatan agar segera mendapatkan tindak lanjut atau mendapatkan saran lain. Misalnya mengompres anak atau memberikan obat tertentu.

"Kalau ada keluhan di luar biasanya, sebaiknya segera dikonsultasikan kalau ada pengobatan jangan asal kasih. Tanya dulu ke dokternya boleh tidak dikasih berapa dosis sesuai usianya," ucap Reisa yang juga Duta Adaptasi Kebiasaan Baru tersebut.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement