REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Selma Blair tidak pernah menghindar ketika berbicara tentang multiple sclerosis yang dideritanya. Namun, belakangan ini, dia mulai terlihat kurang vokal di media sosial tentang gejalanya.
Blair sedang dalam remisi, dan kondisinya lebih terkontrol akhir-akhir ini. Aktris Hellboy itu mengaku sengaja mengurangi jumlah unggahannya tentang gejala multiple sclerosis karena satu alasan tertentu.
"Itu benar-benar sesuatu yang ditanggapi orang, tetapi kemudian akan selalu ada troll berkomentar seperti, 'Apa, (kamu) berbicara tentang dirimu sendiri?'," ujar Blair, dilansir Today, Senin (27/3/2023).
Setelah mengumumkan diagnosis multiple sclerosis pada 2018, Blair sangat terbuka tentang dampak penyakitnya terhadap kehidupannya. Pada 2021, Blair menceritakan bahwa dia dalam remisi setelah menjalani transplantasi sel punca.
Sebetulnya, Blair masih mengalami sejumlah gejala yang masih tersisa. Hanya saja, akhir-akhir ini dia ragu-ragu untuk mengunggahnya karena komentar haters online.
"Saya tidak terlalu sering membagikannya di Instagram, dan saya harus membatasinya," kata dia.
Sejak didiagnosis dengan multiple sclerosis, Blair berusaha meningkatkan kesadaran tentang kondisi dan kecacatan lainnya. Bahkan, aktris berusia 50 tahun itu mulai mengunggah deskripsi di semua foto Instagram-nya untuk membantu orang-orang tunanetra.
Akibatnya, Blair menerima kritik dari orang-orang yang tidak mengerti niat baiknya. "Saya tidak bisa memberi tahu berapa banyak troll (yang menghina). Dan saya seperti, 'Bung, ini bukan untuk ego saya sendiri, ini untuk deskripsikan diri saya dalam keterangan saya. Itu untuk seseorang yang sedang membacanya'," papar dia.
Pada akhirnya, Blair suka menggunakan kasus-kasus ini sebagai momen pelajaran untuk membantu menyebarkan kesadaran mengenai multiple sclerosis. Dari situ, ia menyadari bahwa masih banyak orang yang tidak peduli dengan penyakit ini, bahkan menyebut dirinya narsis.
"Kita tidak terbiasa berpikir di luar kelompok sosial kita sendiri. Itu adalah kebangkitan bagi saya (untuk melihat) betapa banyak orang tidak menyadari dari apa yang mereka anggap sebagai narsisme, saya menjadi lebih sadar akan kebutuhan orang lain," ujar Blair.
Ini adalah pelajaran yang menurut Blair harus dia pelajari sendiri, dan itu telah menjadi pengalaman yang membebaskan baginya. Selama ini, ia tumbuh dengan pemikirannya tanpa memikirkan apa kata orang, dan kini ia merasa lebih baik jika mendengar juga apa pendapat orang lain.