Jumat 17 Mar 2023 16:00 WIB

Peneliti Jepang Ingatkan Varian Kraken Berpotensi Picu Lonjakan Covid-19

Varian Kraken mampu menyebar lebih cepat dibandingkan varian SARS-CoV-2 lainnya.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi Covid-19. Sejak pertama kali ditemukan, varian Kraken dengan cepat menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 baru di Amerika Serikat.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19. Sejak pertama kali ditemukan, varian Kraken dengan cepat menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 baru di Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim peneliti asal Jepang menemukan bahwa varian Kraken atau omicron XBB.1.5 berpotensi menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di masa mendatang. Hal ini patut diwaspadai karena varian ini mampu menyebar lebih cepat dibandingkan varian-varian lain.

Seperti kebanyakan virus lain, SARS-CoV-2 terus bermutasi menjadi beragam varian sejak ditemukan pada pengujung 2019. Kemunculan varian-varian baru ini umumnya akan membawa perubahan pada gejala dan tingkat infeksi Covid-19.

Baca Juga

Hal serupa juga terlihat setelah varian Kraken terdeteksi pada Oktober 2022. Sejak pertama kali ditemukan, varian Kraken dengan cepat menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 baru di Amerika Serikat.

Varian ini juga dalam waktu singkat menyebar ke negara-negara lain, termasuk Inggris. Berdasarkan data dari UK Health Security Agency pada 20 dan 27 Februari 2023, varian Kraken telah menjadi varian SARS-CoV-2 yang mendominasi di Inggris. Varian ini bertanggung jawab atas 44 persen dari total kasus Covid-19 di negara tersebut.

Melalui jurnal The Lancet Infectious Diseases, tim peneliti dari University of Tokyo turut memberikan peringatan terkait keberadaan varian Kraken. Berdasarkan studi, mereka menemukan bahwa varian Kraken mampu menyebar lebih cepat dibandingkan varian-varian SARS-CoV-2 lain.

"Karena varian omicron XBB.1.5 bisa menyebar lebih cepat dari varian-varian sebelumnya dan memiliki potensi untuk menyebabkan lonjakan epidemi berikutnya, kita perlu memantau (varian Kraken ini) dengan hati-hati untuk melindungi kesehatan masyarakat," jelas peneliti senior dari University of Tokyo, Prof Kei Sato, seperti dilansir Express, Jumat (17/3/2023).

Dalam studi yang mereka lakukan, tim peneliti menemukan bahwa varian Kraken memiliki sebuah mutasi baru pada spike protein-nya. Mutasi ini yang memudahkan varian Kraken untuk menginvasi sel manusia.

Tim peneliti lalu melakukan sejumlah percobaan untuk memahami tingkat transmisi, infeksi, serta respons imun terkait varian Kraken. Hasil dari percobaan ini menunjukkan bahwa angka reproduksi efektif (Re) dari varian Kraken mencapai 1,2 kali lebih besar dibandingkan "induknya" yaitu varian XBB.1.

Dengan kata lain, seseorang yang terinfeksi varian Kraken bisa menginfeksi orang lain dengan jumlah 1,2 kali lebih banyak dibandingkan seseorang yang terinfeksi varian XBB.1. Tak hanya itu, tim peneliti juga menemukan bahwa XBB.1.5 dengan cepat telah melampaui varian BQ.1.1 di Amerika Serikat yang sebelumnya mendominasi di negara tersebut.

Menurut peneliti Jumpei Ito, data-data terbaru ini mengindikasikan bahwa varian Kraken akan menyebar dengan ke berbagai belahan dunia. Ia memprediksi Kraken akan menyebar luas dalam waktu dekat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement