REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penjualan tiket film Korea Selatan dan pangsa penonton di bioskop setempat mencapai level terendah pada Februari 2023. Berdasarkan data dari Dewan Film Korea (Kofic) yang dirilis pada Rabu (15/3/2023), hal itu dipicu kurangnya jumlah film hit yang dirilis.
Dikutip dari laman Korea JoongAng Daily pada Kamis (6/3/2023), Kofic telah mengumpulkan data sejak 2004. Penjualan tiket mencapai 13,4 miliar won (Rp 157,24 miliar) pada Februari 2023. Angka itu naik 5,5 persen dari tahun sebelumnya, tetapi turun 7,7 persen dari bulan sebelumnya.
Pangsa penonton film Korea tetap sedikit di bawah 20 persen dari total bulan lalu. Penghitungan pada Februari 2023 menyumbang sekitar 9,2 persen dari periode yang sama pada 2019, sebelum pandemi Covid-19 menghantam industri film.
Film Korea menarik total 1,27 juta penonton bioskop pada bulan lalu, terhitung hanya 7,4 persen dari penghitungan pada Februari 2019. Kofic mengaitkan kemerosotan itu dengan kurangnya film laris yang rilis sepanjang musim liburan Tahun Baru Imlek.
Sebelum pandemi Covid-19, film blockbuster Korea biasanya tayang di bioskop pada Februari untuk menarik penonton di sekitar musim liburan. Tahun ini, ada The Point Men dan Phantom yang dirilis pada 18 Januari, masing-masing menarik 1,72 juta dan 660 ribu penonton, jauh di bawah ekspektasi.
Sementara itu, film asing membukukan penampilan yang lebih kuat dibandingkan film Korea, dengan penghasilan 69,1 miliar won (Rp 810,82 miliar) dan 6,42 juta penonton pada Februari. Tetap saja, gabungan penjualan dan penerimaan film Korea dan asing turun lebih dari 40 persen pada Februari 2023 dari bulan lalu.
Pada bulan lalu, film animasi Jepang The First Slam Dunk menduduki puncak box office dengan penjualan tiket 16,8 juta won (Rp 197,14 juta). Posisi itu diikuti oleh Ant-Man and the Wasp: Quantumania dari studio Marvel dengan pendapatan 14,5 miliar won (Rp 170,17 miliar).