REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cicitan Twitter kontroversial yang dibuat aktor Zachary Levi sempat membuat warganet heboh pada Januari lalu. Pemeran utama film Shazam! itu berkomentar pedas soal jenama farmasi Pfizer, serta mengunggah ulang cicitan dari sebuah akun yang dikenal mendukung isu antivaksin.
Status media sosial Levi sempat dinilai bakal membahayakan citra sekuel Shazam! Fury Of The Gods yang dia perankan. "Bung, beginilah caramu akan membunuh filmmu bahkan sebelum dimulai," ujar salah satu warganet kala itu.
Film Shazam! sudah tayang di bioskop Indonesia mulai hari ini. Tentunya, apa pun pandangan kontroversial Levi di ranah publik tidak memengaruhi sekuel Shazam! Fury Of The Gods dari segi kualitas cerita dan eksekusi penyutradaraan. Namun, masih butuh waktu untuk mengetahui seperti apa respons penggemar yang berimbas pada perolehan penonton dan pendapatan film.
Sutradara David F Sandberg kembali didapuk mengarahkan film. Pada bagian akhir sinema Shazam! rilisan 2019 yang dahulu juga dia sutradarai, telah terungkap bahwa tokoh utama Billy Batson/Shazam (Asher Angel/Zachary Levi) membagikan kekuatan super kepada lima kakak dan adiknya.
Di sekuel kali ini, diperlihatkan bagaimana keenam bersaudara itu saling bahu-membahu (dan saling beradu pendapat) selama melakukan tugas jadi pahlawan super. Batson/Shazam bersikeras semua harus selalu bersama-sama atau tidak sama sekali, sementara saudara-saudaranya kesal karena "terlalu diatur".
"Salah satu hal yang menarik bagi saya dalam film ini adalah mengeksplorasi lebih banyak tentang bagaimana mereka hidup sebagai remaja dan bekerja sebagai pahlawan super bersama. Seperti yang Anda duga, itu tidak selalu berhasil," ujar Sandberg, dikutip dari catatan produksi New Line Cinema.
Sementara itu, aktor Zachary Levi percaya bahwa elemen itu yang jadi pengait untuk penonton dari segala usia. Apa yang terjadi kepada para remaja itu seperti pemenuhan keinginan. Levi yakin banyak orang yang pernah membayangkan menjadi pahlawan super: jadi lebih kuat, lebih cepat, lebih berani, atau lebih heroik.
Itu sebabnya keberadaan buku komik amat diminati. Halaman penuh warna tersebut penuh fantasi, surealisme, dan realisme magis yang menghanyutkan. "Campurkan itu dengan elemen mengharukan, humor, dan pesona, bersama arahan David, naskah yang hebat, pemeran dan kru yang luar biasa, semuanya menyatu untuk membuat film superhero untuk semua orang dan benar-benar menghibur," kata Levi.