Jumat 10 Mar 2023 14:59 WIB

Depresi Bisa Serang Remaja, Kenali Penyebab dan Cara Menghadapinya

Jangan pernah mengabaikan komentar atau kekhawatiran tentang bunuh diri.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Qommarria Rostanti
Depresi pada remaja (ilustrasi). Depresi dapat menyerang berbagai kalangan usia, termasuk remaja. Ada baiknya mengenali penyebab dan cara menghadapinya.
Foto: www.freepik.com
Depresi pada remaja (ilustrasi). Depresi dapat menyerang berbagai kalangan usia, termasuk remaja. Ada baiknya mengenali penyebab dan cara menghadapinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Depresi dapat memengaruhi orang-orang dari berbagai kalangan usia, termasuk remaja. Masa remaja adalah masa yang mengalami banyak perubahan. Kondisi ini bisa menjadi masa yang penuh tantangan bagi anak muda.

Depresi adalah kondisi yang lebih serius dan terus-menerus dapat berdampak signifikan pada kehidupan sehari-hari remaja. Ada banyak faktor berbeda yang dapat berkontribusi terhadap depresi pada remaja.

Baca Juga

Beberapa faktor ini mungkin termasuk faktor biologis, genetik, lingkungan, dan sosial. Memahami penyebab ini dapat membantu orang tua, guru, dan profesional kesehatan mental mengidentifikasi tanda-tanda depresi pada remaja dan memberikan dukungan dan pengobatan yang tepat.

Dokter remaja dan pendiri Fayth Clinic Paula Goel menjelaskan berbagai beberapa penyebab umum depresi pada remaja. Berikut uraiannya seperti dikutip laman Hindustan Times, Jumat (10/3/2023):

1. Brain chemistry

Neurotransmiter membawa bahan kimia otak dan memberi sinyal ke bagian lain dari tubuh dan otak. Ketika bahan kimia ini tidak normal atau terganggu, fungsi reseptor saraf dan sistem saraf berubah yang menyebabkan depresi.

2. Hormon

Perubahan kadar hormon dapat memicu depresi.

3. Sifat-sifat yang diwariskan

Sifat-sifat yang diperoleh dari anggota keluarga.

4. Trauma anak usia dini

Penganiayaan fisik atau emosional serta kehilangan orang tua dapat menyebabkan perubahan pada otak yang meningkatkan risiko depresi.

5. Pola berpikir negatif yang dipelajari

Depresi pada remaja mungkin terkait dengan belajar untuk merasa tidak berdaya daripada belajar untuk merasa mampu mengatasi hambatan dalam hidup.

Ada banyak faktor yang meningkatkan atau menurunkan risiko mengembangkan atau memicu depresi remaja. Faktor tersebut di antaranya adalah memiliki ketidakmampuan belajar atau attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), penyalahgunaan zat, anoreksia, bulimia, gangguan kepribadian, penyakit bipolar, dan masalah kesehatan mental lainnya

Risiko depresi anak remaja juga dapat meningkat karena riwayat keluarga dan masalah dengan kerabat atau orang lain, seperti:

1. Memiliki orang tua, kakek nenek, atau anggota darah lain yang menderita alkoholisme, gangguan bipolar, atau depresi.

2. Anggota keluarga dengan masalah komunikasi dan hubungan yang besar.

3. Mengalami keadaan kehidupan traumatis baru-baru ini, seperti perceraian orang tua, tugas militer orang tua, atau kehilangan orang yang dicintai.

4. Memiliki anggota keluarga yang bunuh diri.

Gejala depresi tidak akan membaik hanya dengan tinggal di rumah dan juga dapat menyebabkan bunuh diri atau masalah lain jika tidak ditangani. Oleh karena itu, beberapa hal yang perlu dilakukan:

1. Segera hubungi nomor darurat.

2. Remaja dapat berbicara dengan teman, anggota keluarga, konselor, atau dokter jika diperlukan.

3. Mengembangkan hobi seperti olahraga, musik, menari, tembikar, atau terlibat dalam beberapa pekerjaan komunitas sosial sangat membantu.

4. Pastikan seseorang tetap bersama orang itu.

5. Bawa orang tersebut ke IGD rumah sakit terdekat.

6. Jangan pernah mengabaikan komentar atau kekhawatiran tentang bunuh diri.

7. Selalu mengambil tindakan untuk mendapatkan bantuan.

8. Penting untuk berbicara dengan anak remaja Anda kapan saja jika Anda mencurigai bahwa anak tersebut menghadapi masalah dan tidak mampu menghadapi tantangan hidup.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement