Kamis 09 Mar 2023 16:22 WIB

Siapa JMS, Sosok yang Bikin Penonton Geram di Serial 'In the Name of God: A Holy Betrayal'

Ada lebih dari 100 pengikut perempuan JMS yang mengaku telah diperkosa.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Qommarria Rostanti
Jeong Myeong-seok (JMS) yang menjadi salah satu sorotan di serial Netflix berjudul In the Name of God A Holy Betrayal.
Foto: Netflix
Jeong Myeong-seok (JMS) yang menjadi salah satu sorotan di serial Netflix berjudul In the Name of God A Holy Betrayal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serial dokumenter Netflix berjudul "In the Name of God: A Holy Betrayal" melejit kepopulerannya sejak dirilis pada Jumat (3/3/2023). Belum ada sepekan, serial tersebut sudah menduduki Top 10 di Netflix Indonesia.

Disutradarai oleh Jo Seong-hyeon, serial tersebut mengungkapkan laporan terperinci dari penyelidikan terhadap empat pemimpin sekte sesat. Salah seorang pemimpin agama adalah Jeong Myeong-seok (JMS).

Baca Juga

Namanya sangat populer di kalangan mahasiswa tahun 1980-an. Dia mendirikan gereja dan aliran agama Kristen baru. Saat menyebarkan aliran sesatnya, JMS mendapatkan popularitas pada kelompok anak muda.

Dia menargetkan mahasiswa dari perguruan tinggi dan universitas. Untuk memikat pengikut muda, JMS mengadakan acara olahraga dan hiburan agar menarik perhatian remaja dan dewasa muda. Hal lain yang diterima anak muda kala itu adalah ajaran JMS tidak seketat dan konservatif dalam hal berpakaian dan perilaku seperti gereja-gereja lain.

Namun, JMS memiliki niat yang sangat berbahaya. Dia mulai berceramah tentang dirinya sebagai kedatangan kedua Kristus. Selain itu, dia juga memprediksi hasil pemilihan presiden Korea Selatan, tidak hanya dari segi siapa yang akan menang tetapi dari segi detail klasemen pertama, kedua, dan ketiga. Dengan aura dan pesona yang sangat dipuja banyak orang, JMS berdakwah secara internasional di luar Korea Selatan.

Sekitar tahun 1999, tuduhan penyerangan dan pelecehan seksual mulai bermunculan. Ada lebih dari 100 pengikut perempuan yang mengaku telah diperkosa. JMS terus mengatakan kepada korban bahwa mereka sedang melakukan pekerjaan Tuhan.

Ada laporan yang menyatakan JMS juga mengeklaim kepada beberapa pengikut dekatnya bahwa misinya adalah melakukan hubungan seksual dengan 10 ribu wanita. Meskipun dia mengajarkan kepada para pengikutnya untuk menjauhi perbuatan nista itu, JMS mengeklaim dirinya sebagai “Adam murni.”

Artinya, dia boleh saja melakukan hubungan intim dengan para pengikutnya. Segala peraturan dibuat sedemikian rupa sehingga sebagian besar wanita setuju saat mereka diminta menemui JMS. Bahkan, ada beberapa perempuan yang ditunjuk untuk mencari lebih banyak perempuan. Eksploitasi seksual hampir dilembagakan.

Namun, setelah laporan tentang tindakan semacam itu terungkap, JMS segera melarikan diri dari Korea Selatan. Secara resmi, JMS mengeklaim sekarang menyebarkan ajarannya ke dunia internasional.

Dilansir DM Talkies, Kamis (9/3/2023), JMS berlindung di Hong Kong, Jepang, dan Taiwan dan melanjutkan tindakan keji di semua negara. Di antara semua wanita yang telah dilecehkan secara seksual sepanjang tahun dan negara, banyak juga yang masih di bawah umur. Segera setelah kejahatannya diketahui, paspornya disita. Namun, pria itu masih berhasil melarikan diri secara ilegal ke Cina.

Pengikut di sekte JMS, termasuk banyak warga Korea yang sangat kaya dan berpengaruh, memastikan pemimpin mereka tetap aman dengan mengancam dan memukuli anggota keluarga korban. Akhirnya, pada 2008, JMS ditangkap oleh otoritas Cina dan dikirim kembali ke Korea Selatan. Dia dijatuhi hukuman penjara 10 tahun.

Setelah resmi dibebaskan pada 2018, JMS terus melanjutkan khotbahnya dan memperkosa pengikutnya. Salah seorang pengikut bernama Maple mengaku telah dilecehkan secara seksual lebih dari 10 kali selama 2019 hingga 2021.

Saat ini, JMS terus menjadi orang bebas dan cukup kaya. Meskipun sejauh ini diinterogasi oleh polisi Korea Selatan; JMS, gereja, dan pengikutnya mengeklaim tidak bersalah. JMS, yang juga disebut Providence telah berganti nama menjadi Christian Gospel Mission masih terus eksis dan memberitakan ketidakbersalahan pemimpinnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement