Rabu 08 Mar 2023 17:38 WIB

Ahli Gizi Soroti Pentingnya Gaya Hidup Sehat Seusai Pandemi Berakhir

Selain pola makan sehat dan aktivitas fisik, masyarakat perlu beristirahat cukup.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Olahraga lari (ilustrasi). Ahli gizi menyoroti pentingnya menerapkan pola hidup sehat setelah pandemi Covid-19 berakhir.
Foto: PxHere
Olahraga lari (ilustrasi). Ahli gizi menyoroti pentingnya menerapkan pola hidup sehat setelah pandemi Covid-19 berakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat dinilai perlu konsisten menerapkan pola hidup sehat. Salah satunya makan bergizi sehat dan berimbang agar tetap sehat seiring pencabutan PPKM dan Indonesia bersiap memasuki endemi.

Pakar gizi klinik dr Eva Kurniawati yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDSGKI) mengatakan, masyarakat perlu memiliki kesadaran bahwa kesehatan adalah anugerah Tuhan Yang Maha Esa dan menjaganya merupakan tanggung jawab sebagai penerima anugerah itu. "Tetapkan goal, apa saja yang kita mau capai atau lakukan dengan kondisi sehat yang ada dan ingat goal ini kalau sudah melenceng," kata dia, Rabu (8/3/2023).

Baca Juga

Eva yang juga anggota tim dokter spesialis RS PELNI mengingatkan pentingnya masyarakat konsisten menerapkan pola hidup sehat serta bertanggung jawab menjaga kesehatan. "Karena prosesnya panjang, tidak ada yang instan dan tidak seperti makan cabai sekali gigit lalu bisa dapat rasa pedasnya," kata dia.

Berbicara mengenai pola makan sehat dan berimbang, masyarakat bisa berpedoman pada Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan. Menurut dia, ini penting dilakukan demi menjaga tubuh tetap sehat dan terhindari dari berbagai penyakit tidak menular terkait gizi. Pedoman ini merupakan kelanjutan dari kampanye Tumpeng Gizi Seimbang pada 2013.

"Untuk diet sehat dan seimbang, selain (pola) makan tetap harus miliki berat badan sehat berarti kisaran IMT-nya 18,5-22,9. Kami punya tumpeng makanan, sudah mulai diatur garam, gula, dan lemaknya," kata Eva.

Pedoman Isi Piringku mengacu pada pembagian piring makan yakni dua per tiga makanan pokok, sepertiga lauk pauk, dua per tiga sayur, dan sepertiga buah, ditambah minum air delapan gelas per hari, melakukan aktivitas fisik 30 menit, dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Selain pola makan dan aktivitas fisik, Eva juga mengingatkan masyarakat untuk beristirahat cukup, mengelola stres, dan memeriksa kesehatan secara berkala.

Cek kesehatan yang dimaksud bisa mencakup kadar gula darah, kolesterol, serta tinggi dan berat badan dan lingkar perut. Cara ini juga bermanfaat mencegah terkena penyakit kronis seperti diabetes.

"Enyahkan asap rokok, rajin berolahraga kalau yang dari pradiabetes itu bisa mengurangi risiko untuk jadi diabetes 40 persen. Jadi harus konsisten rajin berolahraga," kata dia.

Berkaca pada pandemi Covid-19 tiga tahun terakhir, Eva mencatat banyak orang yang asupan kalorinya lebih banyak dibandingkan keluaran energi. Mereka yang bekerja dari rumah atau work from home (WFH) dapat bolak-balik ke dapur atau ruang makan untuk menyantap camilan.

"Ditambah adanya kemudahan memesan makanan dan minuman lewat aplikasi. Abai untuk asupan gula, lemak dan pemenuhan serat," kata dia.

Namun, menurut dia, ada juga sebagian orang memanfaatkan momen ini untuk memiliki pola hidup yang lebih sehat. "Karena tidak usah ke kantor pagi, jadi sempat berolahraga dan memasak makanan sendiri," ujar Eva.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement