Selasa 28 Feb 2023 08:55 WIB

Risiko Penyakit Jantung Meningkat Gara-Gara Tidur tak Teratur

durasi dan jadwal tidur yang teratur tak kalah penting untuk kesehatan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Pria main ponsel menjelang tidur (ilustrasi). Semakin tidak teratur jadwal atau durasi tidur seseorang di malam hari, semakin besar pula risiko untuk mengalami aterosklerosis.
Foto: www.freepik.com.
Pria main ponsel menjelang tidur (ilustrasi). Semakin tidak teratur jadwal atau durasi tidur seseorang di malam hari, semakin besar pula risiko untuk mengalami aterosklerosis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam upaya memelihara kesehatan, orang-orang sering kali hanya berfokus pada kecukupan tidur di malam hari. Padahal, durasi dan jadwal tidur yang teratur juga tak kalah penting dalam menunjang kesehatan tubuh.

"Tidur yang sehat bukan sekedar mendapatkan tidur yang cukup. Tidur yang sehat berarti mendapatkan tidur yang berkualitas, di waktu yang tepat, secara teratur," jelas Direktur Sleep and Health Research Program, Michael Grandner PhD, seperti dilansir WebMD, Selasa (28/2/2023).

Baca Juga

Jadwal dan durasi tidur yang teratur dapat memberikan stabilitas dan peluang bagi tubuh untuk mendapatkan manfaat paling optimal dari tidur. Sebaliknya, durasi dan jadwal tidur yang berbeda dari satu malam ke malam lainnya bisa memicu gangguan sirkadian.

Studi terbaru dalam Journal of the American Heart Association juga mengungkapkan hal serupa. Studi ini menemukan bahwa durasi dan jadwal tidur malam yang tidak teratur bisa meningkatkan risiko aterosklerosis.

Aterosklerosis merupakan penumpukan plak di dinding pembuluh darah. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit arteri perifer, serangan jantung, atau strok.

Semakin tidak teratur jadwal atau durasi tidur seseorang di malam hari, semakin besar pula risiko dia untuk mengalami aterosklerosis. Peningkatan risiko ini tampak signifikan pada individu berusia lebih dari 45 tahun.

Studi terbaru ini dilakukan dengan melibatkan lebih dari 2.000 orang partisipan pria dan wanita, dengan rerata usia 69 tahun. Di awal studi, para partisipan ini tak memiliki penyakit kardiovaskular.

Selama studi berlangsung, para partisipan diminta untuk menggunakan sebuah perangkat di pergelangan tangan mereka. Perangkat ini dapat mendeteksi kapan mereka tidur dan terbangun.

Di samping itu, tim peneliti melakukan beberapa analisis untuk menilai keberadaan dan perkembangan aterosklerosis pada para partisipan. Beberapa hal yang dianalisis oleh tim peneliti adalah skor kalsium arteri jantung dan penumpukan plak pada arteri karotis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement