Senin 27 Feb 2023 19:41 WIB

Tempe Termasuk Superfood, Ahli Gizi Ungkap Kandungan Nutrisinya

Tempe mengandung protein yang lebih tinggi daripada daging sapi.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Tempe. Selain dijadikan lauk, tempe juga dapat diolah menjadi camilan.
Foto: Republika/Musiron
Tempe. Selain dijadikan lauk, tempe juga dapat diolah menjadi camilan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama ini, tempe telah menjadi salah satu jenis makanan rakyat yang dikonsumsi secara turun-temurun. Tradisi itu ternyata menguntungkan karena tempe termasuk superfood yang kaya manfaat.

"Dalam 100 gram tempe ada protein 20 gram itu luar biasa, bandingkan dengan tahu dan daging," kata dokter ahli gizi klinis Fiastuti Witjaksono dalam peluncuran Taro Tempe di Jakarta, Senin (27/2/2023).

Baca Juga

Tempe mengandung mineral kalsium yang bagus untuk tulang. Lalu, tempe juga mengandung zat besi yang bermanfaat mencegah anemia.

Ada pula kandungan kalium untuk mencegah penyakit jantung dan hipertensi. Selain itu, tempe memiliki vitamin B12, isoflavon yang berfungsi sebagai antioksidan.

Vitamin B12 biasanya hanya ditemukan di protein hewan. Pada tempe, kandungan B12 didapat berkat proses fermentasinya. Kebutuhan harian seseorang untuk vitamin B12 adalah sekitar 18 persen.

"Ini manfaatnya buat awet muda, tidak hanya kulit tapi juga seluruh tubuh, kita ingin tetap fit sampai tua itulah pentingnya antioksidan," jelas dr Fiastuti yang alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Dengan mengonsumsi tempe, artinya kebutuhan makro dan mikronutrien harian bisa terpenuhi. Artinya, makanan yang berbahan dasar kacang kedelai ini juga bisa menjadi alternatif dalam kondisi tertentu, misalnya, ketika anak sedang susah makan daging atau ada kasus pasien dengan masalah usus yang membutuhkan makanan siap serap.

Lamak dalam daging juga memiliki potensi memicu penyakit jantung koroner dan kolesterol tinggi. Sedangkan pada tempe, risiko tersebut tidak ada selama memasaknya dengan tepat.

Itu memang tidak berarti tempe adalah makanan sempurna. Dokter Fiastuti tetap menganjurkan untuk makan bervariasi, tidak menjadikan tempe menjadi lauk setiap hari.

Konsumsi tidak berlebihan juga berlaku untuk tempe supaya tidak menimbulkan efek kesehatan. Ketika sudah makan snack tempe, misalnya, maka untuk makan beratnya usahakan dari jenis makanan yang lain.

"Saya tidak bilang tidak ada efek, tapi saya selalu anjurkan kombinasi, ada nabati, hewani, cuma tempe memang lebih unggul dibanding nabati lain," kata dokter yang berpraktik di RS Cipto Mangunkusumo itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement