Selasa 21 Feb 2023 15:35 WIB

Studi: Imunitas dari Infeksi Alami Covid-19 Setara dengan Dua Dosis Vaksin Pfizer/Moderna

Dokter ingatkan jangan sengaja terinfeksi Covid-19 demi mendapatkan imunitas.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Petugas kesehatan melakukan tes usap (swab test) antigen di Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (27/12/2022). Infeksi alami SARS-CoV-2 memberikan perlindungan dari reinfeksi Covid-19 selama 40 pekan, menurut studi terbaru.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas kesehatan melakukan tes usap (swab test) antigen di Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (27/12/2022). Infeksi alami SARS-CoV-2 memberikan perlindungan dari reinfeksi Covid-19 selama 40 pekan, menurut studi terbaru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sebuah studi baru menemukan bahwa terinfeksi Covid-19 setidaknya memberikan tingkat perlindungan yang sama dengan dua dosis vaksin mRNA berkualitas tinggi, seperti Moderna dan Pfizer-BioNTech. Selain itu, orang yang terinfeksi SARS-CoV-2 dapat terlindungi dari infeksi ulang selama 40 pekan atau bahkan lebih lama.

Perlindungan dari infeksi ulang tertinggi untuk strain pertama (asli) SARS-CoV-2 dan varian alfa, beta, delta, bertahan lebih dari 78 persen setelah 40 pekan. Perlindungan lebih rendah untuk varian omicron BA.1, yang turun menjadi 36,1 persen dalam jangka waktu yang sama.

Baca Juga

Risiko gejala berat (rawat inap atau kematian), perlindungan tampak tinggi di semua orang yang pernah terinfeksi varian apapun, rata-rata 78 persen atau lebih tinggi untuk SARS-CoV-2 asli, alfa, beta, delta, dan omicron BA.1 pada 40 pekan setelah infeksi. Tingkat perlindungan menurun dari waktu ke waktu untuk semua varian, sementara penurunan paling cepat terpantau berasal dari infeksi oleh varian omicron BA.1.

Studi terbaru ini telah diterbitkan dengan judul Past SARS-CoV-2 infection protection against re-infection: a systematic review and meta-analysis di The Lancet pada 16 Februari 2023 lalu. Studi dipimpin oleh sekelompok peneliti yang tergabung dalam Covid-19 Forecasting Team.

Profesor kedokteran di NYU Langone Medical Center, New York City, Amerika Serikat, Marc Siegel, mengatakan bahwa kekebalan dari infeksi sebelumnya (dikenal sebagai kekebalan alami) dan kekebalan dari vaksin memberikan perlindungan yang signifikan terhadap gejala berat. Imunitas tersebut memberikan perlindungan agar tidak terinfeksi lagi setidaknya untuk beberapa bulan.

"Inilah alasan mengapa saya biasanya tidak merekomendasikan vaksin booster setidaknya untuk beberapa bulan setelah infeksi," kata dia.

Dr Siegel mengatakan kekebalan terkuat adalah kombinasi dari keduanya, yang dikenal sebagai kekebalan hibrida. Tapi dia tidak akan pernah merekomendasikan siapa pun untuk dengan sengaja terinfeksi.

Temuan studi baru tersebut dapat mempertanyakan kebijakan persyaratan vaksin. Temuan ini juga memiliki implikasi penting untuk rancangan kebijakan yang membatasi akses perjalanan atau tempat atau memerlukan vaksinasi bagi pekerja, menurut peneliti.

Hasil temuan ini mendukung gagasan bahwa mereka yang pernah kena Covid-19 harus diperlakukan sama dengan mereka yang telah divaksinasi penuh dengan vaksin berkualitas tinggi. Para peneliti menganalisis total 65 studi di 19 negara.

Studi tersebut membandingkan orang yang sebelumnya pulih dari Covid-19 dengan mereka yang tidak pernah terinfeksi sama sekali hingga 31 September 2022. Saat mengevaluasi kasus yang terinfeksi, peneliti mempertimbangkan tingkat keparahan gejala, varian virus, dan jangka waktu sejak orang dinyatakan positif.

Para penulis mencatat dalam temuan bahwa ini adalah studi pertama yang menilai secara komprehensif perlindungan kekebalan alami terhadap infeksi ulang Covid-19 berdasarkan varian (infeksi primer dan infeksi ulang). Studi ini juga mengevaluasi penurunan kekebalan seiring waktu sejak infeksi primer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement