Senin 13 Feb 2023 07:35 WIB

Ini Alasan Perempuan tidak Perlu Takut Deteksi Dini Kanker

Kanker payudara dan kanker serviks adalah penyebab kematian tertinggi di dunia.

Seorang aktivis menunjukkan brosur pencegahan Kanker Payudara dengan pita berwarna merah Jambu saat kampanye Deteksi Dini Kanker Payudara di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta.
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Seorang aktivis menunjukkan brosur pencegahan Kanker Payudara dengan pita berwarna merah Jambu saat kampanye Deteksi Dini Kanker Payudara di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Ketua Yayasan Kanker Indonesia Provinsi Kepulauan Riau (YKI Kepri) Dewi Kumalasari Ansar mengimbau para perempuan tak takut melakukan deteksi dini guna mencegah penyakit kanker. "Dengan perkembangan teknologi terkini, kanker dapat dicegah dan dideteksi secara dini," katanya.

Oleh karena itu, katanya, masyarakat awam harus tahu bagaimana cara mendeteksi secara dini penyakit kanker tersebut.

Baca Juga

Menurutnya khusus dari tahun 2021 sampai 2023, YKI Kepri sudah membuat berbagai program kebijakan terutama dalam memfokuskan pada kegiatan sosialisasi pencegahan dan edukasi kepada masyarakat tentang kanker yang terjadi pada wanita, yakni kanker payudara dan kanker serviks.

"Dua jenis kanker ini menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia. Nah, untuk kanker payudara dan serviks itu tertinggi di indonesia, di tahun 2020 ada sekitar 396 ribuan kasus. Urutan pertama itu kanker payudara sekitar 234 ribuan kasus dan kedua kanker serviks," ungkapnya.

Dewi Ansar mengajak perempuan Kepri memeriksakan diri dengan teknik Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dan Periksa Payudara Klinis (Sadanis) sebagai deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara.

Anggota DPRD Kepri itu juga berharap masyarakat memiliki kesadaran tinggi untuk memeriksakan organ-organ pentingnya untuk dilakukan pemeriksaan.

"Tidak perlu takut untuk memeriksakan diri ke layanan kesehatan, karena semua penyakit kanker difasilitasi BPJS, dan dapat disembuhkan. Ayo ikut IVA test, papsmear secara rutin karena itu bisa mencegah kanker serviks," ujar dia.

Dia menjelaskan bahwa pengobatan untuk kanker ini sangat lama, sehingga terkadang timbul rasa bosan untuk berobat. Namun, hal itu menjadi salah satu yang harus dilawan oleh para penyintas kanker.

Dikatakannya dukungan semangat dari keluarga dan teman-teman sangat diperlukan oleh survivor kanker agar mereka tetap terus melakukan kontrol kesehatannya, sebab survivor kanker ini harus mengonsumsi obat-obatan secara rutin. 

"Kita yang sehat, keluarganya, teman-temannya harus terus memberikan semangat kepada mereka," ujar Dewi Ansar.

Sementara itu, Dokter Spesialis Bedah Onkologi dr Indra Hidayat mengungkapkan kanker adalah penyakit yang membahayakan. Makanya, gerakan untuk mencegah dan mendeteksi dini merupakan sebuah keharusan yang harus dilakukan bersama-sama.

Indra menyebut sebagai insan di kesehatan wajib hukumnya untuk terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat supaya kesadaran masyarakat meningkat dan terus mengedukasi masyarakat agar mereka bisa mencegah penyakit kanker ini dengan baik.

Ia juga mengungkapkan dari hasil penelitian kanker ini 43,7 persen bisa dicegah, yang artinya hal ini adalah kesempatan bagi masyarakat bisa terhindar dari penyakit kanker. "Hal-hal yang paling penting untuk mencegah kanker adalah tetap menjaga perilaku hidup bersih dan sehat," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement