REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama bertahun-tahun, efek dari berbagai bahan kimia terhadap kesehatan terus dipelajari. Beberapa di antaranya telah terbukti tidak berbahaya, sementara yang lain tampak memprihatinkan.
Sebuah penelitian terbaru menemukan bahan kimia yang digunakan secara luas dapat memengaruhi kesehatan, khususnya pada perempuan. Menurut studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism, bahan kimia yang ditemukan dalam sampo dan kosmetik ternyata dapat meningkatkan risiko perempuan mengidap diabetes setidaknya hampir dua pertiga.
Mereka yang memiliki tingkat ftalat yang lebih tinggi dalam urine hingga 63 persen lebih mungkin mengembangkan sindrom metabolik tersebut. Ftalat adalah zat yang digunakan untuk meningkatkan daya tahan plastik dan dalam produk perawatan pribadi, mainan anak-anak, dan kemasan makanan serta minuman.
Selain itu, ftalat juga digunakan untuk produk wewangian karena membantu aroma bertahan lebih lama. Zat yang dikenal sebagai Endocrine Disrupting Chemicals (EDCs) itu meniru estrogen dan dikaitkan dengan kanker payudara, kanker ovarium, dan menopause dini.
Penulis studi utama dokter Sung Kyun Park dari University of Michigan, Amerika Serikat mengatakan hasil studi perlu menjadi perhatian publik. Sebab, kandungan ftalat dapat meningkatkan risiko penyakit diabetes pada perempuan, khususnya perempuan kulit putih.
"Orang-orang terpapar ftalat setiap hari, zat yang bisa meningkatkan risiko sindrom metabolik. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menanganinya sekarang karena berbahaya," kata Park, dilansir Express, Kamis (9/2/2023).
Selain itu, EDC juga dapat mengubah cara tubuh menyimpan lemak. Ini pada akhirnya menyebabkan obesitas.
Tak hanya itu, ftalat telah ditemukan dalam beberapa kasus penyebab kemandulan. Salah satu uji coba yang diterbitkan di JAMA Pediatrics menemukan perempuan lebih mungkin melahirkan secara prematur jika mereka memiliki kadar ftalat yang tinggi dalam aliran darahnya sebelum hamil.
Park dan rekan-rekannya menganalisis 1.308 perempuan di seluruh Amerika Serikat (AS). Penelitian menunjukkan konsentrasi ftalat di atas rata-rata yang meningkatkan kasus diabetes tipe 2 sebesar 30 hingga 63 persen.
Sekitar lima persen kasus, peserta mengembangkan diabetes selama periode enam tahun. Park menyebut penelitiannya adalah langkah menuju pemahaman yang lebih baik tentang efek ftalat pada sindrom metabolik.
"Namun, ini tetap membutuhkan penyelidikan lebih lanjut," ujarnya.