REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Disney Bob Iger mengatakan akan memangkas 7.000 pekerja. Keputusan ini merupakan bagian dari perombakan besar-besaran perusahaan hiburan raksa itu.
PHK menjadi bagian dari rencana untuk menghemat biaya 5,5 miliar dolar AS dan membuat layanan streaming Disney+ lebih untung. Langkah itu dilakukan saat Iger mengumumkan hasil pendapatan pertama sejak kembali ke perusahaan pada November 2022. Angka tersebut menunjukkan peningkatan pendapatan tetapi juga penurunan pertama dalam pelanggan Disney+ sejak diluncurkan pada 2019.
“Kami percaya, pekerjaan yang kami lakukan untuk membentuk kembali perusahaan kami seputar kreativitas sambil mengurangi biaya, akan mengarah pada pertumbuhan berkelanjutan dan profitabilitas untuk bisnis streaming kami,” ujar Iger dilansir BBC, Kamis (9/2/2023).
Dia mengatakan, hal tersebut akan memosisikan Disney lebih baik, utamanya dalam mengatasi gangguan pada masa depan dan tantangan ekonomi global, serta memberikan nilai bagi pemegang saham. PHK berjumlah sekitar 3,6 persen dari tenaga kerja Disney di seluruh dunia.
Iger membuat pengumuman restrukturisasi bersama hasil keuangan untuk tiga bulan terakhir tahun 2022. Angka tersebut menunjukkan bahwa pendapatan naik delapan persen menjadi 23,5 miliar dolar AS untuk periode tersebut dan laba bersih naik 11 persen menjadi 1,3 miliar dolar AS.
Selama kuartal tersebut, jumlah pelanggan Disney+ turun sekitar 2,4 juta yakni menjadi 161,8 juta. Rencananya, perusahaan tersebut akan direstrukturisasi menjadi tiga segmen yakni unit hiburan termasuk film, TV, dan streaming, lalu unit ESPN yang berfokus pada olahraga, serta unit taman, pengalaman dan produk Disney.
“Reorganisasi ini akan menghasilkan pendekatan yang lebih hemat biaya dan terkoordinasi untuk operasi kami. Layanan streaming perusahaan tetap menjadi prioritas utama,” kata Iger.
Saham Disney naik lebih dari lima persen dalam perdagangan yang diperpanjang setelah pengumuman tersebut. Perubahan itu mengatasi beberapa kritik yang diangkat dalam beberapa bulan terakhir termasuk dari aktivis investor yang juga miliarder Nelson Peltz, yang mengkritik Disney karena mengeluarkan terlalu banyak uang untuk bisnis streaming-nya.