Kamis 09 Feb 2023 00:34 WIB

Nyeri Dada tak Berarti Tanda Serangan Jantung, Bisa Juga Disebabkan oleh Ini

Ada banyak alasan di balik nyeri dada, selain masalah jantung.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Nyeri dada tak selamanya tanda serangan jantung. (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com.
Nyeri dada tak selamanya tanda serangan jantung. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nyeri dada adalah salah satu gejala klasik serangan jantung. Namun, ada banyak penyebab selain komplikasi kardiovaskular yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan nyeri pada dada.

Bisa jadi, serangan panik atau peningkatan tingkat kecemasan secara tiba-tiba yang menyebabkan nyeri dada dan membuat Anda merasa mengalami serangan jantung.  Bisa juga nyeri dada disebabkan oleh kondisi yang tidak terlalu berbahaya seperti refluks asam lambung. 

Para ahli mengatakan, tidak selalu mudah untuk mengetahuinya dan seseorang harus mendapatkan pertolongan medis setelah mengalami nyeri dada. Namun, ada beberapa tanda dari nyeri dada yang berhubungan dengan serangan jantung.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat (AS), serangan jantung biasanya melibatkan rasa tidak nyaman di bagian tengah atau sisi kiri dada. Hal ini dapat berlangsung selama lebih dari beberapa menit dan dapat terus berulang. Ketidaknyamanan ini dapat berupa tekanan yang tidak nyaman, rasa tertekan, rasa sesak atau nyeri, merasa lunglai, pusing, atau pingsan. Seseorang mungkin juga berkeringat dingin.

Konsultan kardiologi di Apollo Hospitals India, Sanjeev Kalkekar, mengatakan ada banyak alasan di balik nyeri dada selain masalah jantung. Berikut uraiannya seperti dilansir Hindustan Times, Rabu (8/2/2023):

1. Refluks asam lambung

Nyeri tajam yang dirasakan di dada bisa jadi karena masalah pencernaan seperti mulas atau refluks asam yang merupakan alasan paling umum untuk nyeri dada non-jantung.

2. Stres dan kecemasan

Stres dan kecemasan dapat menyebabkan nyeri dada. Seseorang mungkin merasa sesak napas disertai keringat dingin yang merupakan gejala yang mirip dengan serangan jantung.

3. Kejang otot kerongkongan

Kontraksi abnormal di kerongkongan bersama dengan nyeri dada yang tiba-tiba dapat disalahartikan sebagai nyeri yang berasal dari jantung. Dr Kalkekar mengatakan, dalam kasus serangan jantung, selain nyeri dada, seseorang dapat mengalami ketidaknyamanan, kelelahan, pingsan, sesak napas, dan berkeringat banyak.

Lantas bagaimana cara membedakan nyeri dada karena jantung atau bukan? Meskipun terlihat sederhana, namun percayalah bahwa hal ini sangat sulit untuk memahami apakah nyeri dada berhubungan dengan serangan jantung atau tidak berhubungan dengan jantung.

Dr Kalkekar menyarankan sebaiknya konsultasikan dengan dokter, lakukan pemeriksaan EKG dan enzim jantung. Beberapa petunjuknya adalah jika nyeri dada terasa tajam atau menusuk, hal itu disebabkan oleh kondisi lain seperti refluks asam lambung, nyeri otot atau stres.

Serangan jantung tidak terasa tajam atau menusuk. Jika rasa sakit menyebar ke leher, punggung, bahu, lengan dan rahang dengan atau tanpa sesak napas, itu bisa jadi karena serangan jantung.

“Selain itu, jika rasa sakit berlangsung selama lebih dari beberapa menit dan memburuk dengan keringat dingin, bisa jadi itu adalah serangan jantung," kata Kalkekar.

Jika Anda atau keluarga mengalami nyeri dada dan gejalanya mirip dengan serangan jantung, dr Kalkekar mengimbau untuk segera menghubungi rumah sakit terdekat agar segera ditangani dengan tepat oleh petugas medis. Sembari menunggu pertolongan medis datang, Anda bisa melonggarkan pakaian mereka jika terlalu ketat. Kemudian bantu penderita meminum obat nitrogliserin sublingual. Berikan aspirin yang dilarutkan dalam mulut (dispirin) hanya jika orang tersebut tidak alergi terhadap obat tersebut. Sementara itu, jika korban tidak sadar atau tidak merespons, lakukan CPR.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement