Rabu 08 Feb 2023 07:35 WIB

Serangan Jantung Bisa Terjadi Ketika Tidur, Ini Kelompok Orang yang Paling Berisiko

Serangan jantung saat tidur umumnya terjadi pada dini hari.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Serangan jantung bisa terjadi ketika tidur. Ada beberapa kelompok orang yang berisiko mengalaminya. (Ilustrasi)
Foto: Needpix
Serangan jantung bisa terjadi ketika tidur. Ada beberapa kelompok orang yang berisiko mengalaminya. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meningkatnya insiden serangan jantung menjadi penyebab keprihatinan secara global. Saat ini, serangan jantung lebih umum terjadi pada kelompok usia lebih muda, dibandingkan pada 10 hingga 15 tahun lalu.

"Kami melihat serangan jantung juga terjadi pada mereka yang berusia 18 hingga 20 tahun," kata Head and Senior Consultant, Sharda Hospital, dr Subhendu Mohanty, dikutip dari laman Indian Express, Rabu (8/2/2023).

Baca Juga

Serangan jantung umumnya menyerang pada pagi hari. Namun dapatkah itu terjadi saat seseorang sedang tidur?

“Ya, serangan jantung bisa terjadi saat tidur,” ujar Direktur Kardiologi Intervensi, Fortis Hospital, dr Keshava R.

Konsultan spesialis jantung intervensi di Yashoda Hospitals Hyderabad, dr Guru Prakash A, mengatakan serangan jantung dapat terjadi saat tidur pada sekitar 10 persen pasien. Utamanya, pada dini hari ketika lonjakan katekolamin (hormon saraf) tinggi. "Ini umum terjadi pada lansia, penderita diabetes, obesitas, hipertensi, dan orang dengan apnea tidur obstruktif," kata dia.

Sebelum memahami bagaimana serangan jantung dapat terjadi saat tidur, penting untuk mengetahui ilmu di balik kejadiannya. Penyebab serangan jantung yang paling umum adalah penumpukan plak di arteri koroner, yang pada akhirnya dapat pecah dan menyebabkan terbentuknya gumpalan. Faktor risiko lainnya termasuk tekanan darah tinggi, diabetes, merokok, dan riwayat penyakit jantung dalam keluarga.

Head of Medical Affairs, South Asia, ResMed, dr Sibasish Dey menjelaskan ilmu di balik serangan jantung yang terjadi saat seseorang tidur. Saat seseorang tidur, semua otot rileks, termasuk di leher dan tenggorokan.

Jika Anda memiliki jaringan leher berlebih, ini dapat menekan jalan napas dan menyebabkannya kolaps. Saat jalan napas kolaps, jalur yang diambil udara untuk mencapai paru-paru menyempit.

"Ini akan menyebabkan Anda mendengkur atau bahkan untuk sementara berhenti bernapas saat Anda tidur, hingga ratusan kali setiap malam,” ujarnya.

Terus-menerus menghilangkan oksigen tubuh setiap malam berdampak sangat negatif pada tubuh. Alasan lain yang mungkin di balik serangan jantung saat tidur adalah gangguan apnea tidur obstruktif kronis.

Biasanya, tekanan darah Anda turun pada malam hari. Jika Anda menderita sleep apnea, tekanan darah Anda mungkin tidak turun, yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. "Setiap kali kadar oksigen Anda turun, ini meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan lonjakan adrenalin," ujar dr Dey.

Hal ini meningkatkan tekanan pada jantung karena harus bekerja lebih keras untuk menormalkan tekanan darah. Koneksi tidak berakhir di sana. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan konsekuensi lain seperti serangan jantung dan strok.

Hal tersebut dikuatkan oleh beberapa penelitian termasuk yang diterbitkan dalam American Journal of Cardiology, yang menyatakan bahwa sleep apnea sering diamati pada pasien gagal jantung. Selain itu, ditemukan pula sekitar 52 persen kasus diabetes melitus tipe 2, 80 persen kasus hipertensi resisten, 77 persen kasus obesitas dan 50 sampai 60 persen pada berbagai penyakit kardiovaskular.

“Pasien sleep apnea memiliki tekanan darah yang sering meningkat dan juga memiliki kecenderungan untuk menurunkan curah jantung dan dapat meningkatkan perkembangan gagal jantung,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement