REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Temuan dua kasus gagal ginjal akut pada anak kembali membuat orang tua khawatir. Namun, apakah dalam kasus kali ini mungkin disebabkan oleh hal lain, misalnya kurang minum air putih ketika mengonsumsi banyak obat dan vitamin saat sakit?
Dokter Adam Prabata menyebut kasus pada dua anak di DKI Jakarta tersebut masih memerlukan investigasi lebih lanjut mengenai kemungkinan penyebab lain yang melatarbelakanginya. Pada 2022, ratusan kasus gagal ginjal pada anak terjadi akibat kontaminasi dietilen glikol dan etilen glikol dalam sirup obat pereda demam.
"Tidak minum air dalam jumlah cukup memang dapat menyebabkan masalah pada ginjal, namun umumnya terjadi ketika kondisinya sudah dehidrasi berat," ujar dr Adam saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (7/2/2023).
Dr Adam menduga kasus terbaru itu kemungkinan disebabkan oleh kandungan zat yang seharusnya tidak ada dalam obat yang dikonsumsi dua anak yang menjadi korban. Namun, sepertinya bukan zat aktif obatnya yang menjadi biang keladi.
"Melainkan cemaran zat yang seharusnya tidak ada atau jumlahnya sangat kecil dalam obat tersebut," katanya.
Ketika anak demam, dr Adam menyarankan untuk memberi kompres dengan air hangat. Anak juga perlu mengonsumsi air putih sesuai anjuran.
"Jumlah air yang dikonsumsi oleh anak bergantung pada usia dan berat badan. Pada kondisi normal, anak akan minum air putih sesuai dengan kebutuhannya," ujar dr Adam.
Hingga saat ini, kasus gagal ginjal akut yang terjadi pada dua anak dengan riwayat konsumsi obat sirup pereda demam merek Praxion produksi Pharos Indonesia, masih belum diketahui pasti penyebabnya. Untuk sementara, dr Adam menyarankan untuk menghindari obat yang diminum oleh dua anak tersebut.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menyetop produksi dan peredaran Praxion sebagai bentuk kehati-hatian. Masyarakat pun diserukan untuk tidak membeli obat sirup tanpa resep dokter.