Rabu 01 Feb 2023 17:05 WIB

Atlet Berisiko Gegar Otak Berulang, Risiko Apa yang Menghantui?

Cedera kepala adalah faktor risiko utama untuk masalah otak di kemudian hari.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Pemain sepakbola beradu kepala. Gegar otak rentan terjadi pada atlet sepakbola maupun American football.
Foto:

Penulis senior studi dan peneliti klinis senior di departemen psikiatri di University of Oxford, Dr Vanessa Raymont, berpendapat studi yang terbesar dari jenisnya tersebut juga menunjukkan bahwa efek abadi cedera otak dapat memburuk dari waktu ke waktu ketika terjadi cedera kepala berulang. Ia menjelaskan bahwa cedera kepala adalah faktor risiko utama untuk demensia.

"Studi skala besar ini memberikan detail terbesar hingga saat ini pada temuan nyata bahwa semakin sering Anda melukai otak semasa hidup, semakin buruk fungsi otak Anda seiring bertambahnya usia," kata Raymont dalam siaran pers.

Raymont menyebut bahwa temuan tersebut menunjukkan pentingnya langkah-langkah keselamatan proaktif untuk orang-orang yang berisiko tinggi mengalami cedera kepala melalui pekerjaan atau olahraga. Raymont mengatakan bahwa organisasi harus memprioritaskan melindungi atlet dan karyawan mereka dari cedera dampak berulang.

Selain itu, penelitian gegar otak terbaru menambah kesadaran yang berkembang seputar risiko olahraga kontak fisik , seperti American football, yang memiliki riwayat cedera serius dan cedera abadi yang terdokumentasi dengan baik pada atlet.

Organisasi olahraga kontak lainnya, seperti Ultimate Fighting Championship (UFC) , juga telah menguraikan langkah-langkah keamanan gegar otak dalam beberapa tahun terakhir. Langkah-langkah keamanan gegar otak itu mencerminkan kekhawatiran tentang kerusakan kumulatif pada otak atlet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement