REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan di Portugal menemukan kafein dan polifenol dalam kopi dapat membantu mengurangi keparahan nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD) atau penyakit hati berlemak nonalkohol pada pengidap obesitas dan diabetes tipe 2. Mereka meyakini kafein, polifenol, dan senyawa kopi lainnya dapat melawan stres oksidatif di hati.
John Griffith Jones, peneliti senior di Center for Neuroscience and Cell Biology di University of Coimbra, Portugal mengatakan NAFLD merupakan penyakit hati yang paling umum. Penyakit ini terkait erat dengan obesitas, resistensi insulin, dan diabetes tipe 2.
NAFLD terjadi ketika terlalu banyak lemak menumpuk di hati. Penyakitnya terbentuk akibat aktivitas fisik yang tidak mencukupi dan pola makan yang tidak sehat.
NAFLD adalah penyakit kronis yang belum diketahui obatnya. Ini dapat berkembang menjadi fibrosis hati, sirosis, dan masalah hati berat lainnya. NAFLD sering berkembang tanpa gejala.
Hingga ada hasil penelitian ini, sebagian besar penelitian yang melibatkan asupan kopi, diabetes tipe 2, dan NAFLD bergantung pada data dari kuesioner yang dilaporkan sendiri. Meskipun studi mengonfirmasikan kemampuan perlindungan yang diberikan kopi, temuan-temuan tersebut hadir dengan kesimpulan yang bertentangan.
Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti telah mengembangkan metode untuk mengukur senyawa kopi dalam urine dan cairan tubuh lainnya. Dalam penelitian lain, metabolit kopi telah dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah, mungkin dengan memodulasi metabolisme lipid (lemak) dalam tubuh.
Pakar Universitas Coimbra menjelaskan bahwa profil metabolit ini sensitif terhadap keparahan NAFLD dan dapat berfungsi sebagai penanda noninvasif ekspresi CYP2E1 hati, pendorong penting perkembangan NAFLD. Studi ini menilai skrining urine 24 jam dan data asupan kopi yang dilaporkan sendiri untuk hubungan antara konsumsi kopi dan karakteristik NAFLD pada pengidap diabetes tipe 2.
Studi ini melibatkan 156 pria dan wanita paruh baya yang secara sukarela berpartisipasi. Seluruh kelompok ini mengalami obesitas batas, dan 98 mengidap diabetes tipe 2.