Peneliti mencatat konstipasi adalah gejala penyakit parkinson yang dikenali dengan baik. Studi ini juga mengidentifikasi sekelompok bakteri penyebab infeksi, khususnya Escherichia coli, klebsiella pneumonia, dan klebsiella quasipneumoniae, yang juga tampak meningkat pada mereka yang menderita penyakit parkinson.
"Bakteri usus orang-orang dengan Parkinson terdiri dari patogen dan bakteri yang meluap-luap yang dapat memicu respons kekebalan di antara banyak mekanisme lainnya," jelas Dermirkan.
Dermirkan memaparkan mekanisme ini melibatkan berbagai jalur metabolisme bakteri, yang menunjukkan fasad kompleks dari gangguan di usus. Namun, Dermirkan mengatakan, penelitian ini tidak dirancang untuk menjawab apakah bakteri itu sendiri adalah penyebab awal penyakit, seberapa mungkin itu menjadi konsekuensi dari penyakit, atau bahkan dipengaruhi oleh susunan genetik individu.
Penyakit Parkinson saat ini tidak memiliki obat, tetapi ada berbagai cara perawatan dan obat-obatan yang dapat diambil untuk mengendalikan gejala yang dapat mencakup tremor, kekakuan otot, dan penurunan mobilitas. Operasi Stimulasi Otak Dalam juga merupakan pilihan bagi kandidat yang dianggap cocok, dan membutuhkan elektroda yang ditempatkan secara strategis di otak untuk membantu meminimalkan gejala.
Ini dikendalikan oleh alat pacu jantung yang ditanamkan di dada seseorang. Saat ini, ada berbagai penelitian yang dilakukan untuk mencoba dan mengidentifikasi mengapa parkinson memengaruhi beberapa orang, dan ilmuan yang mencoba untuk menemukan obatnya.