Ahad 15 Jan 2023 16:37 WIB

Pakar Sarankan Orang Tua Cermat dalam Memilih Mainan untuk Anak

Berbeda usianya, berbeda pula jenis mainan yang diperlukan anak.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Gita Amanda
Dalam memilih mainan dan permainan untuk anak harus selalu memperhatikan aspek keamanan, keselamatan, dan kesehatan. (ilustrasi).
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Dalam memilih mainan dan permainan untuk anak harus selalu memperhatikan aspek keamanan, keselamatan, dan kesehatan. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbeda usianya, berbeda pula jenis mainan yang diperlukan anak. Dokter spesialis tumbuh kembang anak, Bernie Endyarni Medise, menyarankan agar orang tua memilihkan mainan dengan menyesuaikan usia serta perkembangan anak.

"Dalam memilih mainan dan permainan untuk anak harus selalu memperhatikan aspek keamanan, keselamatan, dan kesehatan. Cari mainan yang memiliki label standar nasional Indonesia (SNI) agar standar keamanan mainan terjamin," ujar Bernie pada diskusi virtual Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ahad (15/1/2023).

Baca Juga

Selain label SNI, hal yang perlu dipertimbangkan adalah ukuran mainan. Bernie mengingatkan agar anak di bawah tiga tahun tidak diberikan mainan yang diameternya kurang dari 4,4 sentimeter (cm) supaya menghindari risiko mainan tertelan atau membuat anak tersedak.

Cari mainan yang cukup kokoh menahan tarikan dan putaran, serta pastikan bagian mainan terpasang dengan kuat. Mainan yang dimaksudkan untuk diremas atau digigit balita pun harus berukuran besar supaya keseluruhannya tidak muat masuk mulut.

Dari segi bentuk, pilih mainan yang tidak membahayakan. Dalam artian, bukan mainan berbentuk runcing atau terbuat dari plastik tipis yang mudah pecah menjadi potongan kecil dan meninggalkan tepian bergerigi tajam. Sebaiknya, hindari mainan yang ditembakkan seperti pistol atau robot untuk anak yang berusia lebih kecil. Sebab, bisa saja mengenai mata teman bermain.

Bagian mekanis mainan seperti engsel, lipatan, tuas, tali, atau karet juga perlu dicermati agar tidak mudah terlepas. Begitu pun mainan bersuara sebaiknya tidak memiliki bunyi terlalu keras karena jika disetel dekat telinga bisa menyebabkan gangguan pendengaran.

"Untuk balita, berikan mainan khusus yang dirancang untuk merangsang berbagai kemampuan dasarnya. Bisa juga yang multifungsi, di mana satu mainan dapat memiliki stimulasi beragam, semisal puzzle sederhana atau lego yang membantu melatih konsep dasar seperti mengenal bentuk, warna, besaran, dan melatih motor halus," kata Ketua Bidang 3 Pengurus Pusat IDAI itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement