Awalnya, prosedur dilakukan dengan memasukkan alat laparaskopi melalui rongga perut (peritoneum) di mana terdapat usus dan organ-organ lain), kemudian membuka ruangan belakang tempat ginjal berada. Sejak 2018 dikembangkan teknik baru, laparaskopi langsung ke lokasi ginjal (retroperitoneal).
"Hal ini membutuhkan keterampilan yang lebih baik dari operator, namun memberikan keuntungan berupa komplikasi yang lebih rendah bagi pendonor," jelasnya.
Prof Endang mengatakan transplantasi ginjal mengalami berbagai kemajuan yang pesat dalam bidang medis dan bedah. Saat ini, di Indonesia sudah diterapkan metode pemeriksaan persiapan operasi dan obat imunosupresan terbaru sehingga mengurangi angka rejeksi.
Teknik operasi terbaru yang sama dengan di luar negeri pun sudah diterapkan. Dengan begitu, keberhasilan harapan hidup donor dan pasien tidak berbeda dengan hasil di luar negeri.
"Contohnya, jika dahulu teknik pengambilan ginjal donor dilakukan dengan cara nefrektomi terbuka, sekarang dilakukan dengan metode laparoskopi yang sangat bermanfaat bagi pendonor," tutur Prof Endang.