Selain mata, cyclopia juga dapat memunculkan fitur-fitur wajah lain yang tak biasa. Berikut ini adalah fitur tersebut, seperti dilansir WebMD.
1. Tak berhidung
2. Memiliki belalai atau proboscis tubular, alih-alih hidung
3. Posisi hidung atau proboscis keliru, seperti di atas rongga mata atau di belakang kepala
4. Celah di langit-langit mulut
5. Bibir sumbing
6. Tempurung kepala kecil
Dalam beberapa kasus, cyclopia dan holoprosencephaly bisa muncul bersamaan dengan sindrom genetik lain. Kombinasi ini bisa memunculkan masalah tambahan selama proses perkembangan embrio.
Kondisi cyclopia akan memunculkan masalah fisik berat yang tak memungkinkan bayi untuk bisa bertahan. Sebagian besar bayi dengan cyclopia lahir dalam kondisi mati atau lahir dalam kondisi hidup, namun tak bisa bertahan lama. Tak ada kasus bayi dengan cyclopia yang bisa hidup lebih dari enam bulan setelah dilahirkan.
Siapa yang berisiko?
Kelahiran dengan cyclopia sangat langka. Menurut ahli, sebagian besar kehamilan dengan embrio yang memiliki kondisi cyclopia berakhir dengan keguguran.
Perlu diketahui bahwa kondisi cyclopia pada bayi bukan terjadi akibat kesalahan orang tua. Tak ada yang bisa dilakukan orang tua untuk mencegah terjadinya cyclopia pada bayi mereka.
Sejauh ini, faktor risiko untuk cyclopia masih belum diketahui. Namun, dalam beberapa kasus, dokter bisa menemukan gejala cyclopia pada janin dalam kandungan melalui pemeriksaan ultrasound. Namun, dalam kasus holoprosencephaly yang tak begitu berat, gejala ini mungkin tak bisa terlihat hingga setelah bayi dilahirkan.