REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Film X-Men sering disebut sebagai pembuka jalan bagi kesuksesan film-film superhero termasuk film-film Marvel Cinematic Universe (MCU). Namun, situasi di lokasi syuting film X-Men ternyata tak secerah pencapaian yang berhasil diraih oleh film tersebut.
Dalam beberapa tahun ke belakang, sutradara X-Men Bryan Singer digugat oleh sejumlah pihak atas tuduhan pelecehan seksual. Salah satu di antaranya adalah dugaan pelecehan seksual terhadap empat orang pria saat mereka masih berusia di bawah umur. Hingga saat ini, Singer menyanggah tuduhan pelecehan seksual yang ditujukan kepadanya.
Aktris Halle Berry juga disebut pernah terlibat pertengkaran dengan Singer di lokasi syuting film X2. Kala itu, Berry mengonfrontasi Singer atas dugaan penggunaan obat terlarang saat proses syuting.
"Bryan adalah orang yang paling sulit untuk diajak bekerja bersama," jelas Berry, seperti dilansir The Direct, baru-baru ini.
Pemeran Mystique dalam film X-Men, Jennifer Lawrence, juga sempat menyiratkan sikap Singer yang pemarah di lokasi syuting. Menurut Lawrence, luapan amarah paling hebat yang pernah dia saksikan dalam hidupnya terjadi di lokasi syuting tersebut.
"Saya pernah bekerja dengan Bryan Singer. Saya juga pernah melihat pria-pria yang emosional. Luapan kemarahan paling hebat yang pernah saya lihat terjadi di lokasi syuting," kata Lawrence.
Sebagai aktor yang pernah terlibat dalam proyek besar X-Men dan akan terlibat dalam proyek-proyek MCU, Hugh Jackman turut buka suara mengenai kontroversi yang melibatkan sutradara X-Men di masa lalu ini. Menurut Jackman, kontroversi tersebut membuatnya melihat X-Men sebagai sesuatu yang rumit.
Di satu sisi, Jackman tak ingin mengabaikan semua keberhasilan yang telah dicapai oleh X-Men. Baginya, film tersebut berperan besar dalam membuka pintu kesuksesan bagi film-film superhero saat ini.
"X-Men merupakan titik balik, menurut saya, untuk film-film adaptasi buku komik, dan saya rasa ada banyak yang bisa dibanggakan dari film ini," kata Jackman.
Di sisi lain, Jackman sependapat dengan Berry yang menyebut Bryan sebagai orang yang sulit untuk diajak bekerja sama. Menurut Jackman, ada beberapa hal yang terjadi di lokasi syuting pada saat itu yang tak akan mungkin bisa terjadi di lokasi syuting saat ini.
"Itu merupakan film pertama saya di Amerika, Anda harus memahami, itu semua hal baru untuk saya," ujar Jackman.
Jackman menyebut, situasi lokasi syuting saat ini sudah jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. Saat ini, Jackman mengatakan perilaku opresif, sikap tidak hormat, perundungan, dan marjinalisasi tak lagi ditoleransi.
"Tak ada toleransi untuk itu sekarang dan orang-orang akan membuka suara (bila hal tersebut terjadi), dan saya pikir itu baik," ujarnya.
Jackman juga ditanya mengenai kemungkinan kontroversi Singer menutupi segala pencapaian X-Men. Terkait hal ini, Jackman mengatakan hal ini tak bisa dijawab dengan sederhana.
Di satu sisi, Jackman mengatakan perilaku sang sutradara yang menimbulkan trauma bagi sebagian orang di lokasi syuting perlu ditangani dengan baik. Di sisi lain, Jackman juga mengingatkan bahwa bukan hanya sutradara yang bekerja untuk melahirkan sebuah film.
Ada banyak orang yang juga terlibat dan melakukan banyak perjuangan demi lahirnya sebuah film, termasuk X-Men. Oleh karena itu, sulit untuk mengabaikan jerih payah banyak orang hanya karena perilaku dari satu orang.
Jackman pertama kali memerankan karakter Logan atau Wolverine melalui film X-Men pada 2000. Banyak yang mengira bahwa Logan yang dirilis pada 2017 akan menjadi film terakhir Jackman sebagai Wolverine. Namun secara mengejutkan, Jackman ternyata akan kembali memerankan karakter Wolverine dan debut di MCU melalui film Deadpool 3.