REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ancaman resesi global yang membayangi diprediksi akan semakin parah dibandingkan krisis moneter beberapa waktu lalu. Ancaman resesi ekonomi mencuat lantaran kondisi perekonomian dunia di segala sektor saat ini mengkhawatirkan.
Meski pemerintah menyebut kondisi ekonomi nasional masih bertahan dan pemerintah berupaya menjaga daya beli masyarakat melalui sejumlah subsidi dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk masyarakat luas, masyarakat tetap harus menjaga stabilitas keuangan pribadi untuk menjaga perekonomian terus bergerak dan maju.
Salah satu dampak resesi adalah akan terjadinya banyak pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja (PHK). Kondisi itu akan mengakibatkan daya beli masyarakat menurun yang berimbas pada turunnya keuntungan perusahaan.
Terjadinya resesi ekonomi juga seringkali diindikasikan dengan menurunnya harga-harga yang disebut deflasi, atau sebaliknya inflasi di mana harga-harga produk atau komoditas dalam negeri mengalami peningkatan secara tajam.
Mengantisipasi dampak resesi global tersebut, Duitpintar.com memberikan tips untuk menghadapi resesi agar keuangan lebih aman.
1. Memiliki Asuransi
Memiliki asuransi bisa mengurangi beban keuangan dalam kondisi ketidakpastian. Dengan asuransi, beragam risiko yang bisa membebani keuangan Anda seperti jatuh sakit, kendaraan mengalami kerusakan dan lainnya dapat ditanggung.
Jangan lupa untuk memastikan asuransi yang dipilih telah sesuai dengan kondisi dan risiko yang paling mungkin terjadi terhadap Anda dan keluarga.
Selain asuransi kesehatan, asuransi jiwa hingga asuransi mobil merupakan produk proteksi yang penting untuk dimiliki dan akan membantu menurunkan beban finansial jika terjadi berbagai hal yang tak diinginkan.
2. Dana Darurat Aman
Membekali diri dengan dana darurat akan membantu menghadapi berbagai risiko, termasuk pemutusan kerja. Dengan jumlah ideal enam kali gaji bulanan untuk mereka yang sudah berumah tangga, dana darurat bisa membantu memenuhi kebutuhan hidup jika mengalami kondisi tak terduga seperti pemutusan kerja.
3. Buat Skala Prioritas
Membuat skala prioritas akan membantu Anda memilah antara keinginan dan kebutuhan. Sehingga dapat disortir mana yang masuk kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Dengan begitu, Anda juga bisa memindahkan kebutuhan jangka pendek yang tidak terlalu darurat untuk investasi.
4. Hindari Utang Konsumtif Jangka Panjang
Suku bunga bank biasanya akan mengalami kenaikan cukup signifikan saat terjadinya resesi. Karena itu, sebaiknya jangan mengambil utang konsumtif atau berjangka panjang.
Namun, jika Anda telah memiliki utang jangka panjang, maka bisa memikirkan strategi untuk dapat mengatur ulang kembali utang dengan pihak kreditur.