REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyambut liburan akhir tahun, Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) Pelari Nusantara kembali mendistribusikan royalti musik kepada pencipta lagu dan ahli waris yang menjadi anggota.
Ketua Umum LMK Pelari, Sandec Sahetapy, mengatakan royalti yang dibagikan kali ini sebesar 75 persen dari total royalty. Sisanya akan dibagikan pada bulan Januari tahun 2023.
“Royalti yang kami distribusikan kali ini sebesar 75 persen dan dibagikan kepada 89 anggota, sisanya akan didistribusikan kepada 190 orang pada bulan Januari nanti karena LMKN selaku pengumpul royalti belum tutup buku,” kata Sandec di Jakarta, Kamis (22/12).
Dalam pendistribusian kali ini terdapat tiga besar penerima royati sebagai hits maker yaitu Rudy Loho yang mendapat Rp 29 juta, H Ukat S (Rp 26, 250 juta) dan Tito Soemarsono (Rp 25 juta).
Sementara itu untuk kategori ikon penerima royalti tiga besar yaitu Fariz RM sebesar Rp 11 juta, Franky Sahilatua (Rp 10 juta) dan Keenan nasution dan Tarida Hutauruk masing-masing sebesar Rp 7,5 juta.
Fariz RM mengucapkan terima kasih dengan adanya pemberian royalti dari LMK Pelari Nusantara ini. Ia mengaku dari semua lagu yang ciptakannya, lagu berjudul Sakura dan Barcelona masih menjadi yang paling besar memberikan kontribusi royalti.
“Pemberian royalti ini menjadi bentuk apresiasi kepada para seniman dan musisi. Kami sangat berterima kasih,” ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Imaniar. Musisi yang sejak 2011 telah berhijab ini mengaku lagu Kacau dan Hasratku menjadi mesin uangnya yang paling moncer dalam mendapatkan royalti.
Imaniar juga mengapresiasi kerja keras dan transparansi yang telah dilakukan LMK Pelari Nusantara dalam mengumpulkan royalti para musisi. Bahkan dia juga menceritakan untuk kali pertama karya yang dinyanyikan oleh musisi asal Malaysia bisa memberikan royalti.
“Tahun ini berkat difasilitasi oleh LMK Pelari, produser dari Malaysia itu datang dan memberikan royaltinya kepada saya. Ini sungguh luar biasa. Inilah yang membuat saya merasa LMK Pelari ini menjadi berbeda dari yang lainnya,” ujarnya.
Dalam acara tersebut, estafet kepemimpinan di tubuh LMK-Pelari dari Sandec diserahkan kepada Rudy Loho yang menjabat sebagai Sekretaris Umum.
“Karena kesibukan saya sebagai Kepala Lisensi Royalti Musik Indonesia LMKN, dan persiapan saya dan keluarga akan pindah ke Belanda, maka hari ini saya mengumumkan bahwa untuk menjalankan tugas LMK Pelari saya serahkan kepada Rudy Loho,” kata Sandec.
Menanggapi tugas barunya ini, Rudy Loho mengaku akan melaksanakan amanat ini sebaik-baiknya demi masa depan Pelari yang lebih baik.
“tentunya saya tidak cari uang di sini, saya tidak akan korupsi, apa lagi ini uang milik teman-teman yang sejak 40 tahun lalu bersama sejak dari era Glodok. Jadi saya sudah mengenal mereka semua,” kata Rudy.