Kamis 22 Dec 2022 20:10 WIB

Sudah Lama Menikah, Istri tidak Kunjung Hamil, Apa yang Salah?

Kehamilan terkadang sulit didapatkan beberapa pasangan suami istri.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nora Azizah
Kehamilan terkadang sulit didapatkan beberapa pasangan suami istri.
Foto: www.freepik.com
Kehamilan terkadang sulit didapatkan beberapa pasangan suami istri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memiliki buah hati tentu diinginkan oleh pasangan suami istri yang baru menikah. Namun, tak kunjung adanya anak saat sudah lama menikah membuat banyak pihak menyalahkan perempuan. Padahal kedua belah pihak yaitu suami dan istri sama-sama memiliki peran.

"Susah hamil kalau melihat faktor kesuburan, 40 persen karena pihak perempuan, 40 persen pihak laki-laki, dan 20 persen faktor bersama," ujar Direktur Utama Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita, Didi Danukusumo, Kamis (22/12/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan, idealnya laki-laki dan perempuan yang telah menikah kemudian berhubungan intim tiga hari sekali dalam sepekan, maka 90 persen sang istri akan hamil dalam setahun pertama. Namun, apabila tak kunjung hamil, maka harus dilihat apa yang terjadi di masing-masing.

"Harus dievaluasi dari pihak perempuan bagaimana, termasuk organ kandungannya, himgga sel telurnya," jelasnya.

Kemudian, pihak laki-laki juga harus memeriksakan diri, termasuk biji zakarnya, hingga sperma. Apabila semuanya optimal maka seharusnya dalam kondisi sehat.

Didi mengakui, perempuan ketika menikah tentu memiliki cita-cita hamil. Ketika hamil, anak yang diharapkan pasti dalam kondisi sehat. Jadi, ia meminta perempuan saat hamil harus dalam kondisi sehat dan konsumsi juga dijaga. 

"Kalau kata ahli gizi adalah gizi seimbang tidak terlalu banyak lemak dan karbohidrat," ujarnya.

Artinya, makanan yang dikonsumsi tidak membuat perempuan susah hamil. Misalnya, makanan dengan lemak terlalu tinggi dan jadi obesitas, kemudian sel telur dalam tubuhnya jadi tidak berkembang yang membuat susah hamil.

Tak hanya itu, kendalikan karbohidrat, protein cukup, makanan tinggi serat, konsumsi vitamin dan suplemen yang cukup juga berpengaruh. Didi juga meminta suami juga menyiapkan kondisi subur. Sebab, dia melanjutkan, laki-laki yang merokok membuat sperma menjadi tidak sehat.

Laki-laki juga berperan dalam menerapkan perilaku hidup sehat agar saat membuat keturunan, sperma yang dihasilkan dalam kondisi baik. Didi juga mengingatkan bekerja berlebihan juga menyebabkan seluruh organ tubuh, termasuk alat kelamin, menjadi tidak sehat. 

"Misalnya dia chef yang mempengaruhi testisnya, saat masak ia terkena kompor. Akibatnya spermanya kepanasan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement