Kamis 22 Dec 2022 12:52 WIB

Bukan Penuaan Alami, Lima Hal Ini Ternyata Gejala Demensia

Ada hampir 10 juta kasus demensia baru yang ditemukan setiap tahun.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Ada hampir 10 juta kasus demensia baru yang ditemukan setiap tahun.
Foto: Piqsels
Ada hampir 10 juta kasus demensia baru yang ditemukan setiap tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini, ada lebih dari 55 juta orang di dunia yang hidup dengan demensia. Selain itu, ada hampir 10 juta kasus demensia baru yang ditemukan setiap tahun menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Bagaimana cara mengenalinya?

Demensia merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan penurunan fungsi kognitif yang jauh lebih berat dibandingkan penurunan yang terjadi karena proses penuaan biologis. Demensia bisa memengaruhi beragam kemampuan seseorang, mulai dari daya ingat, berpikir, orientasi, komprehensi, berhitung, belajar, berbahasa, hingga membuat penilaian.

Baca Juga

"Gangguan pada fungsi kognitif kerap disertai, dan kadang didahului, oleh perubahan suasana hati, kontrol emosi, perilaku, atau motivasi," jelas WHO.

Ada banyak kondisi yang bisa dikategorikan sebagai demensia. Jenis demensia yang paling umum adalah penyakit Alzheimer, mencakup 60-70 persen dari seluruh kasus demensia di dunia.

"Belum ada obat yang tersedia untuk menyembuhkan demensia," lanjut WHO.

Orang-orang yang terkena demensia bisa merasakan gejala yang berbeda. Namun secara umum, gejala-gejala demensia bisa terbagi ke dalam tiga kelompok, yaitu masalah ingatan, kemampuan kognitif, serta kemampuan komunikasi.

Dari beragam gejala yang mungkin muncul pada demensia, ada lima gejala yang paling umum ditemukan. Berikut ini adalah kelima gejala demensia paling umum, seperti dilansir Independent, Kamis (22/12/2022).

1. Kesulitan untuk membuat keputusan atau penalaran.

2. Kesulitan memahami waktu dan tempat, seperti bangun tidur tengah malam untuk berangkat bekerja.

3. Kesulitan untuk berkomunikasi secara efektif, misalnya tak dapat menemukan kata yang tepat.

4. Sering mengulang omongan dan sulit mengikuti percakapan.

5. Mengalami perubahan perilaku atau kepribadian, perubahan suasana hati yang cepat, serta mengalami kecemasan atau depresi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement