Rabu 21 Dec 2022 00:30 WIB

Hiposmia, Gejala Baru yang Jamak Dirasakan Penderita Covid-19

Gejala utama Covid-19 terus berubah seiring waktu.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Pencegahan Covid-19 (ilustrasi). Belakangan, daftar gejala utama Covid-19 di Inggris berubah.
Foto: www.pixabay.com
Pencegahan Covid-19 (ilustrasi). Belakangan, daftar gejala utama Covid-19 di Inggris berubah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski sudah mendapatkan vaksin Covid-19, Anda masih bisa tertular penyakit tersebut. Anda juga bisa mengalami gejala Covid-19 pada umumnya.

Laporan terbaru menunjukkan bahwa kasus meningkat lagi di Inggris, dengan gejala baru, termasuk hiposmia, yakni penurunan kemampuan untuk mencium. Prof Tim Spector mengatakan Covid-19 kembali menjadi berita karena angkanya terus naik.

Baca Juga

"Sekitar satu dari 27 orang masih kena Covid-19 dan kita memiliki cara untuk menghindarinya," ujar Prof Spector, dilansir laman Express, Selasa (20/12/2022).

Varian omicron BA.5 masih yang paling umum di Inggris. Gejalanya masih mencakup gejala umum seperti sakit tenggorokan, pilek, dan sakit kepala.

Namun, laporan terbaru dari The Zoe Covid Study App, yang melacak gejala Covid-19 yang dominan melalui laporan penderita, telah menambahkan indra penciuman yang berubah ke dalam daftar gejala teratas yang harus diperhatikan. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal HNO, sekitar 31 persen penderita yang mengalami gangguan penciuman juga menderita rinitis, yang menggambarkan bersin kronis atau hidung tersumbat.

Studi tersebut bahkan melaporkan bahwa hiposmia adalah gejala utama atau satu-satunya pada dua subjek mereka. Selain penurunan kemampuan untuk mencium, pasien Covid-19 sering melaporkan parosmia, di mana bau benda yang sudah dikenal berubah menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan.

Mereka juga alami phantosmia. Kondisi ini terjadi ketika Anda mencium sesuatu yang sebenarnya tidak ada.

"Meskipun Covid-19 masih memicu gejala yang menargetkan hidung Anda, hilangnya penciuman tradisional jauh kurang umum," kata peneliti Zoe.

photo
Parosmia dan phantosmia usik penyintas Covid-19 - (Republika)

Walaupun gejala ini dulunya merupakan indikator utama Covid-19, kehilangan penciuman sekarang menempati urutan ke-114 dalam daftar tanda umum. Penderita yang menderita virus cenderung melaporkan perubahan pada penciuman mereka alih-alih kehilangan penciuman sama sekali.

Prof Spector menyebut sakit tenggorokan masih merupakan gejala Covid-19 yang paling umum saat ini (64 persen kasus) diikuti dengan pilek, hidung tersumbat, sakit kepala, dan demam.

"Ringkasan keseluruhannya adalah adalah bahwa gejala-gejala ini masih sangat mirip dengan virus flu yang kita lihat."

Menurut Zoe, gejala Covid yang paling umum saat ini meliputi sakit tenggorokan, pilek, hidung mampet, bersin, batuk tanpa dahak, sakit kepala, batuk berdahak, suara serak, sakit dan nyeri otot, serta indra penciuman berubah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement