Sabtu 03 Dec 2022 07:03 WIB

Cara Mencegah Pradiabetes Agar tidak Berubah Menjadi Diabetes

Sekitar sepertiga populasi dewasa di Indonesia mengalami pradiabetes.

Cara mencegah pradiabetes agar tidak menjadi diabetes. (ilustrasi)
Foto: republika/mgrol100
Cara mencegah pradiabetes agar tidak menjadi diabetes. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin, metabolik, dan diabetes Dicky L Tahapary mengingatkan masyarakat untuk senantiasa aktif bergerak. Hal ini sebagai salah satu upaya mengintervensi pradiabetes tidak menjadi diabetes.

Dia mengatakan, sekitar sepertiga populasi dewasa di Indonesia mengalami pradiabetes. "Kalau tidak dikelola bisa jadi diabetes dalam lima tahun, 10 tahun kemudian, tergantung pola hidupnya tergantung kerentanan genetik," ujarnya dalam diskusi daring yang ditayangkan lewat Instagram RSCM Kencana, Jumat (2/12).

Baca Juga

Dicky menyampaikan, hampir semua pradiabetes tidak memiliki keluhan dan hanya akan terdeteksi jika orang tersebut melakukan skrining atau medical check up. Pencegahan agar pradibates tidak menjadi diabates bisa dilakukan dengan aktif bergerak, termasuk bagi orang dengan faktor resiko genetika atau faktor keturunan diabetes.

"Keturunan diabetes tidak bisa diubah, tapi pola hidupnya bisa diubah. Aktif bergerak, rajin jalan, jangan banyak duduk lama; olahraga 150 menit sepekan; 2,5 jam per pekan, rajin olahraga, yang lain seperti senam ritmik atau aerobik serta pola makan juga diatur," ujarnya.

Mengacu pada gula darah normal pada kondisi puasa yang berada di bawah 100 mg/dL dan di bawah 140 mg/dL setelah dua jam makan, maka kadar gula darah di atas tersebut sudah bisa dikategorikan sebagai pradiabetes. Jika kandungan gula darah sudah berada pada tahap pradiabetes dan semakin mendekati diabetes yakni di angka 200 mg/dL, maka intervensi yang dilakukan harus lebih agresif agar tidak menjadi diabetes.

"Justru yang paling penting untuk prefensi adalah waktu prediabetes ini, supaya bisa kita balikkan lagi ke normal. Jangan pernah terjadi diabetes," jelas Dicky.

Lebih lanjut dokter RSCM Kencana ini menyampaikan, berdasarkan panduan pola hidup sehat terbaru, terdapat "Lima S" yang harus diperhatikan untuk menjadi manusia yang sehat. Pertama adalah sitting, yakni tidak duduk terlalu lama. Disarankan untuk melakukan peregangan selama lima hingga 10 menit jika sudah duduk dalam waktu satu jam.

Kedua adalah banyak berjalan. Ketiga, berkeringat minimal 30 menit sehari atau 2,5 jam per pekan. Lalu melakukan olahraga yang bersifat strengthening seperti squat, push up, sit up, plank, dan sejenisnya. Yang terakhir adalah tidur yang berkualitas dari sisi kualitas, kuantitas, dan keteraturan.

"Ada penelitian, orang yang tidurnya cukup teratur itu risiko untuk gangguan metabolik termasuk diabetesnya juga lebih kecil. Tidur ternyata penting juga, jadi bukan semata-mata olahraga dan diet tapi juga harus mengatur pola tidur juga," jelasnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement