REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah obat baru yang menjanjikan untuk penyakit Alzheimer diprediksi akan hadir pada 2023. Obat baru ini digadang akan menjadi sebuah terobosan yang mengubah terapi pengobatan penyakit Alzheimer.
Obat yang diberi nama Lecanemab ini mampu membersihkan racun protein amiloid dari otak. Berdasarkan uji klinis, obat baru ini juga dapat memperlambat kemunculan gejala penyakit Alzheimer. Kemampuan ini membuat Lecanemab menjadi obat pertama yang mampu memperlambat penurunan fungsi otak pada kasus Alzheimer di dunia.
"Saya pikir ini adalah sebuah momen bersejarah. Dibutuhkan waktu yang lama untuk bisa mencapai titik ini dan kita pertama kali menyarankan terapi amiloid di tahun 1992," jelas ahli genetik ternama Prof John Hardy, seperti dilansir Express, Rabu (23/11/2022).
Lecanemab adalah sebuah terapi antibodi monoklonal yang dikategorikan sebagai obat imunoterapi. Uji klinis fase ketiga terhadap Lecanemab menunjukkan hasil yang menjanjikan.
Dalam uji klinis tersebut, ada 1.795 pasien penyakit Alzheimer tahap awal yang dilibatkan sebagai partisipan. Para pasien ini berasal dari beberapa wilayah yang berbeda yaitu Amerika Serikat, Jepang, China, dan Eropa.
Selama uji klinis berlangsung, tim peneliti melakukan pengukuran terhadap beberapa domain kognitif pasien, seperti daya ingat, orientasi, kemampuan membuat penilaian dan penyelesaian masalah, hingga kemampuan merawat diri sendiri Dari pengujian ini, tim peneliti menemukan bahwa pemberian Lecanemab dapat menekan penurunan kognitif hingga 27 persen lebih baik dibandingkan plasebo setelah 18 bulan.
Temuan ini diungkapkan oleh pihak produsen, yaitu Eisa yang berbasis di Jepang dan Biogen yang berbasis di Amerika Serikat. Terlepas dari khasiatnya sebagai terapi pengobatan yang menjanjikan untuk penyakit Alzheimer, obat ini juga memiliki efek samping, salah satunya adalah pembengkakan otak.