Rabu 26 Oct 2022 12:15 WIB

Waspada, Vape Juga Dapat Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Vape sama bahayanya bagi jantung seperti rokok konvensional.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Pekerja menata botol berisi cairan rokok elektronik (vape). Vape sama bahayanya dengan rokok konvensional dalam menyebabkan penyakit jantung.
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Pekerja menata botol berisi cairan rokok elektronik (vape). Vape sama bahayanya dengan rokok konvensional dalam menyebabkan penyakit jantung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian menemukan bahwa rokok elektrik (vape) sama berbahayanya bagi jantung seperti rokok konvensional. Tim ilmuwan di University of Louisville di Amerika Serikat menemukan vape, khususnya bahan kimia berbahaya dalam perangkat rasa mentol, dapat menyebabkan aritmia ventrikel pada tikus.

Sementara rokok konvensional mengandung tembakau dan nikotin (zat yang membuat ketagihan), vape hanya mengandung nikotin. Walaupun penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa 95 persen rokok elektrik tidak berbahaya dibandingkan produk tembakau, belakangan semakin banyak bukti yang mengaitkan nikotin dengan risiko penyakit jantung lebih besar.

Baca Juga

Aritmia, sekelompok kondisi yang menyebabkan jantung berdetak dengan ritme yang tidak teratur atau tidak normal, membunuh sekitar 100 ribu orang di Inggris setiap tahun. Jika tidak diobati, aritmia ventrikel (yang terjadi di bagian bawah jantung) dapat menyebabkan hilangnya kesadaran dan serangan jantung mendadak atau bahkan kematian.

Serangan jantung adalah keadaan darurat medis, dan sering terjadi tanpa peringatan. Ini adalah masalah aliran yang menghentikan jantung memompa darah ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan seseorang berhenti bernapas dan jatuh pingsan.

Para peneliti menemukan bahwa semua cairan rokok elektrik dapat memicu aritmia pada tikus dengan menyebabkan jantung melambat saat seseorang mengisap, kemudian menjadi lebih cepat setelahnya. Konsumsi rokok elektrik telah meningkat pesat selama satu dekade terakhir, di mana 4,3 juta orang di Inggris secara teratur menggunakannya.

"Temuan penelitian ini penting karena memberikan bukti baru bahwa penggunaan rokok elektrik dapat mengganggu irama jantung normal, sesuatu yang tidak kita ketahui sebelumnya," kata penulis penelitian dari University of Louisville, Aruni Bhatnagar, dilansir The Sun, Rabu (26/10/2022).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement