REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pakar Indonesian Gastronomy Community (IGC), Hindah Muaris, mengatakan salah satu cara untuk meningkatkan gizi masyarakat dan menghindari stunting adalah melalui asupan makanan tradisional. Hanya saja, makanan tradisional ini banyak ditinggalkan masyarakat karena ada hidangan yang lebih praktis.
Menurut Hindah, ada strategi gastronomi yang bisa dilakukan untuk memperbaiki gizi anak dan menurunkan stunting. Caranya adalah dengan mengonsumsi makanan dengan menu gizi seimbang dari bahan pangan lokal yang diolah menjadi berbagai hidangan yang enak dan menyehatkan.
"Makanan tradisional mengandung zat gizi untuk kesehatan masyarakat," ujar Hindah dalam konferensi pers deklarasi pentingnya nutrisi dan hidrasi dari makanan tradisional guna eradikasi stunting yang diselenggarakan Indonesian Gastronomy Community (IGC) didukung oleh Danone Indonesia, dikutip Kamis (20/10/2022).
Upaya ini, menurut Hindah, harus ditanamkan sejak dini melalui gastronomi (seni memakan yang baik) yang cerdas, terutama pada kaum muda. Ia menyebut kaum muda memiliki kesadaran yang lebih terhadap konsumsi pangan yang beragam, terutama pemanfaatan bahan pangan lokal yang tidak kalah kandungan gizinya.
"Kaum muda dapat membantu akselerasi pencegahan stunting sejak dini dengan mengonsumsi beraneka ragam jenis makanan tradisional, bergizi seimbang, dan berprotein tinggi," kata Hindah.
Menu sehat untuk anak juga dapat disesuaikan dengan kearifan lokal tiap daerah. Hindah menyebut potensi pangan Indonesia yang melimpah dari pertanian, perkebunan, peternakan, dan kelautan menjadi salah satu sumber asupan nutrisi yang baik untuk anak.
Misalnya protein dari bubur kacang hijau dan telur rebus. Protein juga bisa didapatkan dari tempe. Selain itu, ada bahan pangan lokal yang mudah ditemukan dan punya nilai gizi tinggi seperti umbi-umbian, jagung, dan kacang-kacangan.
Untuk makanan lainnya yang dianjurkan adalah daging merah. Hindah menyebut selat solo yang merupakan akulturasi dari barat dan menjadi hidangan populer di Solo terbuat daging merah.
"Makanan tradisional juga enak dan bisa cegah stunting," ujarnya.
Ada juga di NTT, katemak terbuat dari jagung yang dicampur kacang tanah, kacang hijau, dan sayuran. Ini adalah sejenis makanan pencuci mulut.