REPUBLIKA.CO.ID, ALABAMA -- Seorang wanita asal Alabama, Amerika Serikat, menuntut ganti rugi dari restoran fast food McDonald's sebesar 13 juta dolar AS atau sekitar Rp 200,5 miliar. Wanita bernama Sherry Head tersebut melayangkan tuntutan karena mengalami keluhan tenggorokan terbakar setelah meminum kopi dari McDonald's.
Head mengklaim bahwa kopi yang dia minum mengandung zat kimia yang merusak tenggorokan dan organ-organnya mengalami kerusakan. Menurut Head, kerusakan ini membutuhkan penanganan medis dan operasi yang ekstensif.
Di hari kejadian, Head mengatakan dia sempat meminta pertolongan dari pegawai McDonald's. Akan tetapi, tak ada yang menanggapi permintaan tolong Head tersebut. Hal ini mendorong Head mengajukan tuntutan ganti rugi kepada McDonald's pada 19 September 2022.
"Itu sangat menakutkan. Saya minum cairan kimia dan tampaknya tak ada seorang pun yang peduli," ujar Head, seperti dilansir Today, Senin(16/10/2022).
Menurut Head dan tim legalnya, insiden kopi ini terjadi pada 21 Desember 2020. Kala itu, Head memesan caramel macchiato melalui layanan drive thru.
Pegawai yang menerima pesanan Head mengatakan menu kopi tersebut sedang tidak tersedia karena mesin kopi mereka sedang dibersihkan. Namun, seorang pegawai lainnya mengungkapkan bahwa mesin kopi sudah bisa digunakan dan pesanan Head bisa dibuat.
Setelah menerima kopi, Head memarkir mobilnya sejenak dan menyeruput kopi yang baru dia beli. Sesaat setelah itulah, Head mulai merasa sensasi terbakar dan kebas pada mulut serta tenggorokannya.
Head lalu memeriksa gelas kopi yang dia minum. Saat memeriksa bagian penutup gelas, Head melihat ada semacam zat kimia yang tampak berbeda dari kopi.
Head dengan segera kembali ke jalur drive thru dan memberitahu pegawai McDonald's mengenai apa yang dia alami. Sesaat setelah itu, manajer restoran terdengar berteriak kepada para pegawai.
"Saya sudah bilang kepada kalian semua untuk lebih hati-hati mengenai itu," ujar manajer restoran, menurut keterangan dalam dokumen.
Sang manajer lalu menemui Head dan mengatakan semuanya akan baik-baik saja. Head sempat bertanya mengenai apa jenis zat kimia yang dia minum dan apa yang perlu dia lakukan untuk mengeluarkan zat tersebut dari tubuhnya. Akan tetapi, sang manajer menolak permintaan tersebut.
Head meminta pegawai untuk menelepon layanan darurat 911 atau layanan bantuan keracunan untuk meminta pertolongan. Akan tetapi, permintaan tersebut juga ditolak dan manajer langsung menutup jendela drive thru dengan keras. Situasi tersebut membuat Head yang sedang merasakan sakit di tenggorokan harus menelepon layanan darurat sendiri demi mendapatkan pertolongan.
Tak sampai di situ, pegawai McDonald's juga tak mengizinkan paramedis untuk mendapatkan akses terhadap botol zat kimia yang dikonsumsi Head. Padahal, informasi tersebut bisa berguna untuk membantu paramedis memberikan jenis pertolongan yang lebih efektif untuk Head.
Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan bahwa tenggorokan Head memiliki luka atau jaringan parut dan menyempit. Head juga mengalami kesulitan menelan, gastritis kronis, refluks asam lambung, dan nyeri perut akibat inflamasi dan erosi pada lambung.
Head juga mungkin akan membutuhkan operasi pada tenggorokannya di masa depan untuk memperbaiki kerusakan yang ada. Operasi ini juga bertujuan untuk mengembalikan kemampuan menelan Head yang terdampak oleh insiden.