Kamis 06 Oct 2022 19:13 WIB

Kritik Perang, Personel Pink Floyd Yakin Namanya Masuk Daftar Orang yang Harus Dibunuh

Pendiri band Pink Floyd, Roger Waters, mengkritik perang Rusia-Ukraina.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Vokalis Pink Floyd, Roger Waters, berorasi saat demonstrasi menentang ekstradisi pendiri Wikileaks Julian Assange di Parliament Square, London, Inggris, 22 Februari 2020. Dalam pernyataan terbarunya, Waters mengaku namanya ada di daftar orang yang harus dibunuh karena komentar-komentar kontroversialnya soal  perang Rusia-Ukraina.
Foto:

Tak hanya itu, Waters juga berpikir bahwa pemimpin Rusia Vladimir Putin sebenarnya telah menghabiskan dua dekade untuk mencoba "menghindari" konflik dengan Ukraina. Namun, menurut dia, Putin terpaksa ambil tindakan invasi karena sikap negara-negara NATO.

"Rusia seharusnya tidak dipanas-panasi, yang berujung pada invasi ke Ukraina setelah 20 tahun mencoba menghindarinya dengan melakukan langkah-langkah diplomatik kepada Barat," kata dia kepada Rolling Stone.

Bulan lalu, Waters menulis pesan terbuka kepada Putin, menyerukan agar invasi ke Ukraina segera diakhiri. Musisi itu juga kritis terhadap AS dan negara-negara NATO lainnya, dengan menuduh mereka menyerang negara-negara berdaulat lainnya.

"Saya tahu, AS dan NATO menyerang negara-negara berdaulat lainnya dengan cepat, atau demi beberapa barel minyak. Tetapi itu tidak berarti Anda harus menginvasi Ukraina, yang membuat kita semua terkejut. Itu adalah agresi yang keji, diprovokasi maupun tidak," kata Waters.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement