Selasa 04 Oct 2022 08:02 WIB

Gejala Utama Covid-19 Bukan Lagi Demam dan Anosmia, Lalu Apa?

Warga Inggris mendapati perubahan gejala utama Covid-19.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Pencegahan Covid-19 (ilustrasi). Di Inggris, masyarakat banyak yang masih mengacu pada daftar gejala Covid-19 yang dirilis pemerintah. Padahal, gejalanya kini sudah bergeser.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lonjakan kasus Covid-19 di Inggris telah memicu kekhawatiran di antara para ahli terkait ancaman gelombang baru yang dipicu oleh varian yang lebih mampu lolos dari sistem imunitas yang terbangun dari vaksinasi. Data terbaru dari Office for National Statistics Inggris mencatat, ada sekitar 1,1 juta orang yang dites positif virus corona dan dua pertiga dari kasus ini melaporkan gejala sakit tenggorokan.

Prof Tim Spector, salah satu pendiri aplikasi Covid ZOE, mengatakan bahwa sakit tenggorokan kini telah mengambil alih sebagai gejala dominan Covid-19. Para pengguna ZOE telah melaporkan bahwa mereka menderita sakit tenggorokan yang terasa mirip dengan gejala ketika pilek atau radang tenggorokan.

Baca Juga

Menurut Prof Spector, sakit tenggorokan terkait Covid-19 cenderung relatif ringan dan berlangsung tidak lebih dari lima hari. Sakit tenggorokan sering terjadi dan disebabkan oleh banyak penyakit pernapasan seperti pilek.

"Sakit tenggorokan parah yang berlangsung lebih dari lima hari mungkin disebabkan oleh hal lain seperti infeksi bakteri, dan jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter," kata dia, seperti dilansir dari laman Express, Selasa (4/20/2022).

photo
Cara meredakan sakit tenggorokan saat kena Covid-19. - (Republika)

Prof Spector mengatakan, sakit tenggorokan umumnya akan muncul dalam pekan pertama sakit dan membaik dengan cepat. Hanya saja, saat ini banyak orang yang masih mengacu pada pedoman pemerintah Inggris tentang gejala-gejala Covid-19, padahal itu sudah tak relevan.

"Demam dan kehilangan fungsi penciuman (anosmia) gejalanya sudah benar-benar langka sekarang. Begitu banyak orang tua mungkin tidak mengira mereka terkena Covid-19, dan meyakini bahwa yang dideritanya flu sehingga tidak di tes covid," kata Prof Spector.

Prof Spector pun memprediksi bahwa Inggris berada di gerbang gelombang baru yang lebih memengaruhi kelompok dewasa tua. Prediksi ini muncul ketika data menunjukkan kasus Covid-19 dan rawat inap mulai meningkat pada kelompok tua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement