REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga 80 persen kasus sakit tenggorokan terjadi karena infeksi virus, seperti influenza, rhinovirus, dan coronavirus. Cassandra Pierre, seorang dokter penyakit menular di Boston Medical Center, AS, mengatakan sakit akibat Covid-19 mungkin terasa tidak terlalu sakit, namun tenggorokan lebih gatal.
Hampir setengah dari orang yang kena Covid-19 mengalami sakit tenggorokan, menurut data kesehatan dari Zoe Health Study di Inggris. Cara terbaik untuk memastikan sakit tenggorokan akibat Covid-19 atau bukan adalah dengan melakukan tes.
Apakah sakit tenggorokan merupakan gejala Covid-19?
Di tengah penyebaran varian omicron, Pierre telah memperhatikan bahwa pasien lebih sering mengeluhkan sakit tenggorokan sebagai gejala Covid-19. Nyeri ringan pada tenggorokan atau tenggorokan gatal adalah gejala infeksi SARS-CoV-2 yang paling umum.
Seseorang bisa saja cuma merasa sakit tenggorokan saat kena Covid-19. Akan tetapi, Pierre mengungkap bahwa umumnya orang mengembangkan gejala lainnya juga.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), gejala Covid-19 yang paling umum meliputi:
- Kelelahan
- Pilek
- Hidung tersumbat
- Batuk
- Sakit kepala
- Demam atau kedinginan
- Tiba-tiba kehilangan fungsi indra penciuman dan pengecap
- Pegal-pegal
- Mual dan muntah
- Diare
Setiap pasien akan mengalami infeksi secara berbeda. Benjamin Singer, asisten profesor kedokteran paru dan perawatan kritis di Northwestern University Feinberg School of Medicine di AS, mengatakan kasus Covid-19 parah juga dapat mencakup sesak napas dan pneumonia.
Jika memiliki tanda dan gejala ini, penting untuk segera menemui penyedia medis untuk perawatan darurat:
- Sulit bernapas
- Nyeri dada atau tekanan yang tidak kunjung hilang
- Kebingungan baru
- Kesulitan untuk tetap terjaga
- Kulit pucat, abu-abu, atau kebiruan, bibir, atau dasar kuku
Sakit tenggorokan menyumbang sekitar 12 juta kunjungan medis rawat jalan setiap tahun di AS. Selain tanda Covid-19, sakit tenggorokan juga bisa menjadi gejala dari kondisi lain, seperti berikut, dikutip dari laman Insider, Rabu (14/9/2022).
1. Radang tenggorokan
Radang tenggorokan biasanya menyebabkan sakit tenggorokan yang lebih parah daripada infeksi lain. Menurut CDC, radang tenggorokan sering menyebabkan rasa sakit saat menelan dan demam tanpa batuk.
2. Infeksi virus
Rhinovirus, adenovirus, dan coronavirus, juga menyebabkan produksi lendir lebih banyak, yang dapat menyebabkan iritasi tenggorokan atau dikenal sebagai post-nasal drip. Virus dapat menyebabkan batuk, pilek, atau mata merah.
3. Tonsilitis
Jenis infeksi ini lebih sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa, tetapi bisa terjadi pada siapa saja. Ini sering berulang, menyebabkan sakit tenggorokan yang konsisten dan dapat berlangsung hingga dua pekan.