Kamis 29 Sep 2022 04:30 WIB

Penyakit Jantung Raih Peringkat Pertama Beban Pembiayaan BPJS

Penyakit jantung menempati peringkat pertama beban pembiayaan BPJS.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Muhammad Hafil
Penyakit Jantung Raih Peringkat Pertama Beban Pembiayaan BPJS. Foto:  Sakit jantung (ilustrasi)
Foto: picpedia.org
Penyakit Jantung Raih Peringkat Pertama Beban Pembiayaan BPJS. Foto: Sakit jantung (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes RI Eva Susanti mengatakan, berdasarkan laporan Kemenkes dalam kurun 2017 hingga 2021, kardiovaskular atau penyakit jantung menempati peringkat pertama beban pembiayaan BPJS Kesehatan dengan jumlah pasien berkisar 9,4 juta orang per tahun. Menyusul penyakit jantung, peringkat kedua ditempati pasien kanker mencapai rata-rata 3,5 juta pasien, stroke 2,5 juta pasien, gagal ginjal 2,3 juta pasien, Thalassemia 500 ribu pasien, Leukemia 355 ribu pasien, Hepatitis 310 ribu pasien, dan Hemofilia 443 ribu pasien.

"Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), dari 2013 hingga 2018, faktor risiko penyakit ini terjadi peningkatan," ungkapnya dalam Konferensi Pers Hari Jantung Sedunia 2022 secara daring, Rabu (28/9/2022).

Baca Juga

Sementara pasien stroke meningkat 19,4 persen, kardiovaskuler 14,4 persen dengan beban pembiayaan kesehatan tertinggi berkisar Rp7,7 triliun per tahun, disusul kanker 12,5 persen dengan beban biaya Rp3,1 triliun.

"Pembiayaan kesehatan lainnya yang juga termasuk besar adalah stroke Rp1,9 triliun dan gagal ginjal Rp1,6 triliun per tahun," tambahnya.

Ia mengatakan hanya tiga dari 10 penderita penyakit tidak menular yang terdeteksi, selebihnya mereka tidak tahu bahwa mereka sakit karena tidak ada gejala sampai terjadi komplikasi.

"Dari tiga penderita tersebut, hanya satu orang yang berobat secara teratur," katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement