Rabu 21 Sep 2022 09:47 WIB

Penyintas Berisiko Alami Masalah Jantung Walaupun Cuma Bergejala Ringan Saat Kena Covid-19

Makin banyak orang yang mengalami masalah jantung setelah pulih dari Covid-19.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Nyeri dada (Ilustrasi). Gejala umum long Covid meliputi nyeri dada, sulit bernapas, nyeri otot, kehilangan indra perasa dan penciuman, serta rasa lelah. Penyintas Covid-19 memiliki risiko mengembangkan masalah jantung.
Foto:

Sarah Caul, kepala analisis kematian ONS, mengatakan angka tersebut berasal dari jumlah kematian yang lebih tinggi dari yang diperkirakan sejak Maret. Hal itu dapat disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor.

"Sepanjang Maret, April, dan Mei kami melihat peningkatan kematian akibat aritmia jantung, terutama di antara mereka yang berusia 80 tahun ke atas," kata Caul, seperti dikutip dari The Sun, Rabu (21/9/2022)

Menurut Caul, perlu penelitian lebih lanjut untuk memahami hubungan antara efek jangka panjang Covid-19 dan peningkatan kematian akibat jantung. Sementara itu, sebuah makalah di British Medical Journal (BMJ) pada bulan Juli juga mengungkapkan bahwa pasien yang tertular Covid-19 memiliki peningkatan risiko terkena gangguan kardiovaskular dan diabetes dalam tiga bulan setelah infeksi.

Saat ini, varian SARS-CoV-2 yang beredar tidak seganas varian terdahulu. Sementara itu, sebagian masyarakat telah divaksinasi atau mendapatkan perlindungan dari infeksi terdahulu.

Meski demikian, para ahli yang meninjau catatan medis lebih dari 428 ribu pasien Covid-19 melihat ada kaitan antara infeksi SARS-CoV-2 dengan peningkatan sebesar enam kali lipat dalam diagnosis kardiovaskular secara keseluruhan. Gangguan yang menjadi sorotan peneliti utamanya ialah emboli paru dan detak jantung tidak teratur alias fibrilasi arteri.

Pada bulan Mei, sebuah penelitian yang ditulis oleh para ahli di University of Glasgow menemukan hubungan antara SARS-CoV-2 dan miokarditis. Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung, dan dapat disebabkan oleh infeksi, seperti Covid-19.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa satu dari delapan pasien terkena miokarditis. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri dada atau sesak napas saat menaiki tangga, gejala seperti flu termasuk demam dan kelelahan atau jantung berdebar.

Keparahan penyakit Covid-19 secara keseluruhan menjadi pendorong utama efek samping ini, menurut Profesor Colin Berry selaku peneliti utama. Ia menyebut, salah satu temuan paling penting adalah tingkat keparahan infeksi Covid-19 terkait dengan tingkat keparahan apapun yang dialami setelah keluar dari rumah sakit.

"Bukan kondisi penyakit kronisnya yang menjadi penyebab keparahan pasien selepas diopname," kata Prof Berry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement