REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Infeksi SARS-CoV-2 dapat memengaruhi berbagai sistem organ pasien Covid-19, khususnya paru-paru dan jantung. Salah satu masalah yang kerap ditemukan pada jantung pasien Covid-19 adalah acute myocardial injury atau cedera miokard akut. Apa itu?
Cedera miokard akut merupakan kondisi yang terjadi ketika nilai high-sensitivity troponin T (hs-TnT) pasien lebih tinggi dibandingkan batas normal atas. Menurut studi dalam PubMed, kasus cedera miokard akut ditemukan pada 15,8 persen pasien Covid-19.
Analisis klinis berbeda yang melibatkan 26 studi dan lebih dari 11 ribu pasien Covid-19 menunjukkan prevalensi yang lebih besar. Berdasarkan studi ini, prevalensi cedera miokard akut pada pasien Covid-19 adalah 29 persen.
Pada pasien Covid-19, cedera miokard akut bisa meningkatkan risiko gejala berat dan kematian yang lebih tinggi. Manifestasi klinis dari cedera miokard akut pada pasien Covid-19 sangat beragam. Beberapa manifestasi yang utama adalah miokarditis, stres kardiomiopati, sindrom koroner akut, dan emboli paru.
"Mekanisme pasti mengenai bagaimana cedera miokard (akut) terjadi pada pasien-pasien ini belum benar-benar diketahui," ujar tim peneliti, seperti dilansir NCBI, baru-baru ini.
Seperti dilansir Science Direct, ada beberapa mekanisme yang mungkin memicu terjadinya cedera miokard akut pada pasien Covid-19. Sebagian di antaranya adalah hiperinflamasi dan badai sitokin, cedera endotel di jantung, hiperkoagulabilitas, hingga inflamasi dan/atau stres yang menyebabkan pecahnya plak koroner sehingga memicu serangan jantung.
Sebuah studi yang menganalisis 68 kasus mematikan Covid-19 menemukan bahwa, cedera miokard, baik dengan atau tanpa masalah gagal napas, merupakan penyebab kematian pada 40 persen kasus. Berkaitan dengan hal ini, pasien Covid-19 dengan cedera miokard akut dinilai perlu diprioritaskan untuk mendapatkan pengobatan dan pemantauan yang berkelanjutan dengan telemetry.
Penyintas Covid-19 yang pernah mengalami cedera miokard akut dan berhasil sembuh juga perlu dipantau dengan saksama. Pemantauan ini bertujuan untuk membantu menjaga kepatuhan pasien dalam mengikuti terapi-terapi medis yang diperlukan.