Rabu 14 Sep 2022 13:40 WIB

Merasa Sering Kentut? Ini Tujuh Penyebabnya

Rata-rata, manusia akan kentut antara delapan hingga 20 kali sehari.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Rata-rata, manusia akan kentut antara delapan hingga 20 kali sehari.
Foto: www.flickr.com
Rata-rata, manusia akan kentut antara delapan hingga 20 kali sehari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Buang gas atau kentut merupakan hal normal. Gas adalah produk alami dari proses pencernaan, di mana saat seseorang makan, mikroorganisne di usus besar membantu memecah serat dan pati dalam makanan dengan memfermentasinya. Sementara itu, bakteri memakan zat-zat ini dan menciptakan produk sampingan berupa gas.

Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah berapa kali kentut yang normal? Ugo Iroku, seorang ahli gastroenterologi di New York City mengatakan, rata-rata orang kentut antara delapan dan 20 kali sehari, menghasilkan sekitar 1,5 hingga 2 liter gas.

Baca Juga

"Setiap orang memiliki kebiasaan masing-masing. Ada yang mungkin lebih jarang atau sering, tetapi jika Anda jauh lebih tinggi dari rata-rata atau melihat kenaikan tiba-tiba, ada baiknya menjelajahi penyebabnya," kata Iroku seperti dilansir dari Live Strong, Rabu (14/9/2022).

Menurut Iroku, sering mengeluarkan gas biasanya merupakan pertanda baik yang disebabkan oleh pilihan diet, seperti diet nabati. Diet nabati yang penuh dengan makanan berserat tinggi, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran bermanfaat bagi tubuh. Harvard School of Public Health menjelaskan, serat mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan gangguan GI. 

"Mikroorganisme ini suka makan serat - dan semakin banyak mereka makan, semakin banyak gas yang mereka hasilkan. Untungnya, gas yang terkait dengan diet tinggi serat biasanya tidak berbau busuk," kata Dr Iroku.

Meskipun umumnya sehat untuk meningkatkan asupan serat, lakukan peningkatan secara bertahap untuk menghindari perut kembung yang berlebihan.

"Ini memberi waktu bagi sistem untuk membiasakan diri. Saat tubuh Anda menyesuaikan diri dengan jumlah serat yang lebih banyak, kentut akan berkurang," jelas dia.

Menurut Academy of Nutrition and Dietetics, wanita harus mendapatkan 25 gram serat setiap hari, sedangkan pria harus mencapai 38.

Di sisi lain, kentut lebih dari biasanya dapat menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah dalam sistem, terutama jika dikaitkan dengan gejala lain, seperti diare, kembung, atau sakit perut. Berikut adalah beberapa kemungkinan alasan mengapa Anda lebih sering kentut.

1. Intoleransi Laktosa

Menurut National Institutes of Health (NIH), sekitar 65 persen orang mengalami kesulitan mencerna laktosa karena mereka tidak memiliki cukup enzim laktase di usus kecil mereka. Akibatnya, susu masuk ke usus besar Anda, di mana bakteri usus Anda memfermentasinya, melepaskan gas di sepanjang jalan.

Jika Anda menduga laktosa mungkin menjadi masalah, kurangi produk susu selama beberapa minggu dan lihat apakah Anda melihat peningkatan. Sebuah studi Februari 2018 di Critical Review in Food Science and Nutrition menemukan bahwa mengonsumsi probiotik juga dapat membantu.

2. Menelan terlalu banyak udara

Kita semua secara alami menelan sedikit oksigen saat kita makan, tetapi Anda mungkin mengambil lebih dari yang diperlukan. "Makan dengan cepat menyebabkan masuknya udara, yang disebut aerophagia. Solusinya? Luangkan waktumu saat makan, dan kunyah dengan saksama," kata Ikoru.

Penyebab lain dari asupan udara berlebih termasuk merokok, mengunyah permen karet, minum minuman berkarbonasi, menggunakan sedotan dan olahraga berat yang menyebabkan pernapasan berat.

 

3. Kelebihan bakteri di usus kecil

Bakteri usus sebagian besar terletak di usus besar, jika mereka menyebar ke usus kecil, Anda mungkin memiliki kondisi yang disebut pertumbuhan berlebih bakteri usus kecil, atau SIBO. Selain perut kembung, gejala SIBO lainnya termasuk kembung, ketidaknyamanan perut, diare, dan sembelit.

"Bicaralah dengan dokter Anda jika Anda mencurigai SIBO. Mereka mungkin menyarankan mengurangi obat-obatan yang mendorong pertumbuhan bakteri, seperti probiotik, atau penekan asam," kata Dr Iroku.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement