REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika kadar gula darah dalam tubuh rendah, biasanya seseorang mengalami berbagai pasang surut yang tidak biasa dari perilaku normal. Seseorang bisa merasakan kecamuk emosi seperti rollercoaster serta suasana hati yang memburuk.
Pakar diet Julie Barrette memberikan penjelasan di balik kondisi itu. Dia menyebutkan bahwa gula darah atau glukosa adalah gula utama yang ditemukan dalam darah dan berasal dari makanan yang dikonsumsi. Gula darah memberikan nutrisi dan energi ke organ tubuh, otot, dan sistem saraf.
Tingkat gula darah yang sehat penting bagi tubuh untuk berfungsi optimal. Itu akan mencegah masalah kesehatan serius jangka panjang seperti kehilangan penglihatan, penyakit ginjal, atau penyakit jantung. Selain itu, dapat membantu meningkatkan energi dan suasana hati.
Adapun kadar gula normal untuk orang yang tidak mengidap diabetes berkisar antara 70–99 mg/dl. Sementara, kisaran gula darah pengidap diabetes masih dianggap wajar di angka 80 mg/dl hingga 130 mg/dl. Namun, itu berfluktuasi sepanjang waktu, tergantung waktu makan dan hal lain.
Ahli diet klinis senior di layanan perawatan nutrisi Providence Mission Hospital di California, Amerika Serikat, itu memberi tahu bahwa hipoglikemia atau gula darah rendah memiliki banyak penyebab. Itu bisa berbeda dari satu orang dengan orang lainnya.
Begitu pun antara pasien diabetes yang satu dengan yang lain, mungkin juga mengalami penyebab yang berbeda atas hipoglikemia yang diidap. Bisa saja karena pola makan, terlalu banyak konsumsi insulin, olahraga berlebihan, cuaca panas, udara lembap, atau minum alkohol.
"Ketika kadar gula darah terus turun, tubuh berusaha untuk menormalkan kadarnya dengan meningkatkan aliran adrenalin. Adrenalin membuat jantung berdebar kencang dan telapak tangan berkeringat, tetapi juga bisa membuat seseorang mudah marah dan cemas," ujar Barrette.
Dia menggarisbawahi, hipoglikemia bukanlah penyakit, tetapi dapat menjadi indikasi masalah kesehatan mendasar lainnya. Jika tidak ditangani, dapat menyebabkan kondisi yang lebih serius, seperti kematian. Barrette menjabarkan empat sinyal peringatan yang dikirimkan tubuh yang menunjukkan gula darah rendah.
Sinyal pertama adalah merasa gugup atau cemas. Pasalnya, tubuh merespons gula darah rendah dan kecemasan dengan cara yang sama. Tanda kedua yakni tubuh gemetar dan berkeringat. Ini karena hipoglikemia memicu pelepasan hormon, seperti epinefrin dan norepinefrin. Pelepasan hormon tersebut dapat menyebabkan gejala lain seperti tremor dan detak jantung yang cepat.
Tanda berikutnya adalah pusing. Ketika gula darah turun di bawah tingkat normal, tubuh mencoba untuk menyimpan energi sebanyak mungkin, termasuk otak. Ini bisa membuat seseorang merasa linglung. Sinyal terakhir adalah rasa lapar. Melepaskan hormon penyebab rasa lapar adalah cara tubuh memberi tahu bahwa dia membutuhkan bantuan.
Ada sejumlah cara untuk membantu menstabilkan gula darah. Rekomendasi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Michigan yakni mengelola stres karena stres telah terbukti berdampak negatif terhadap regulasi glukosa darah.
Cara lain, tingkatkan asupan protein dan serat. Protein dan makanan berserat memiliki indeks glikemik rendah, yang berarti memiliki dampak rendah pada kadar gula darah. Dianjurkan pula mengurangi minuman manis dan karbohidrat olahan karena memiliki nilai indeks glikemik tinggi dan dikaitkan dengan regulasi gula darah yang tidak stabil, dikutip dari laman Eat This Not That, Rabu (7/9).