REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses menurunkan berat badan tak selalu berjalan mulus. Ada kalanya, meski sudah melakukan banyak perubahan pola makan, berat badan tak kunjung mengalami penurunan.
Ada banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang sulit untuk mencapai target penurunan berat badan. Salah satu dari penyebab tersebut adalah kebiasaan makan yang tanpa disadari menghambat proses penurunan berat badan.
Menurut beberapa ahli gizi, ada lima kebiasaan makan yang sebenarnya dapat menghambat proses penurunan berat badan namun jarang disadari. Berikut ini adalah lima kebiasaan tersebut, seperti dilansir Eat This Not That, beberapa waktu lalu:
1. Menyantap makanan sehat berlebihan
Menyantap makanan yang kaya gizi dan disukai sangat penting dalam proses penurunan berat badan. Namun, satu hal yang juga tak boleh dilupakan adalah mengontrol porsinya.
Mengontrol porsi perlu diperhatikan karena beberapa makanan yang sehat pun bisa mengandubg kalori cukup tinggi. Sebagian di antaranya adalah kacang, hummus, selai mentega, dan alpukat.
"Makanan-makanan ini mengandung lemak sehat dan mengandung lebih banhak kalori dibandingkan karbohidrat atau protein lain," ujar ahli gizi, Amy Goodson.
2. Mengonsumsi minim protein
Mendapatkan asupan protein yang cukup sepanjang hari juga penting dalam menentukan keberhasilan penurunan berat badan. Protein berperan penting karena dapat membantu mengurangi lemak dan membangun otot tak berlemak. Selain itu, asupan protein yang cukup dapat menurunkan rasa ingin menyantap cemilan atau makanan pendamping yang kurang sehat.
Sayangnya, orang yang sedang menurunkan berat badan kerap kekurangan asupan protein. Sebagian orang mungkin dengan sengaja mengurangi asupan protein karena khawatie asupan protein bisa membuat tubuh mereka terlalu berisi, padahal, anggapan tersebut tidak tepat. Sebagian lainnya mungkin kekurangan asupan protein karena tak mengetahui seberapa banyak protein yang seharusnya mereka konsumsi saat ingin menurunkan berat badan.
Ada cukup banyak opsi sumber protein yang bisa dikonsumsi saat ingin menurunkan berat badan. Beberapa di antaranya adalah dada ayam, burger kalkun, sosis ayam, dan ikan.
3. Menggunakan minyak terlalu banyak
Minyak merupakan bahan yang bisa meningkatkan kepadatan kandungan kalori dalam makanan. Asupan kalori dari minyak bisa dikurangi dengan cara mengukur seberapa banyak minyak yang digunakan saat memasak. Trik menyemprotkan minyak ke wajan, alih-alih menuangkannya dari botol, juga bisa mengurangi penggunaan minyak saat memasak secara signifikan.
Memasak tanpa menggunakan minyak juga bisa menjadi opsi. Dalam proses menumis misalnya, penggunaan minyak bisa diganti dengan air putih biasa. Menumis dengan air bisa menghasilkan masakan yang sama enaknya tanpa perlu menambahkan ekstra kalori.
"Minyak adalah salah satu bahan memasak yang membuat kepadatan kalori sebuah makanan meningkat secara signifikan dan cepat," ujar ahli gizi Trista Best.
4. Menyantap makanan tak sehat terlalu banyak
Menurunkan berat badan bukan berarti harus menjauhi beragam makanan enak yang manis atau berkalori tinggi. Makanan seperti ini boleh tetap dikonsumsi sesekali.
Namun, menyantap makanan seperti kue, keripik kentang, atau makanan tinggi kaloti lain sebaiknya dilakukan secara terkontrol. Menurut Goodson, kuncinya adalah aturan 80/20. Berdasarkan aturan ini, sekitar 80 persen makanan yang dikonsumsi harus berupa malanan sehat, bergizi, dan tinggi serat. Sebanyak 20 persen sisanya bisa diisi dengan makanan berkalori lebih tinggi yang mungkin tak bisa dikpnsumsi setiap hari saat sedang menurunkan berat badan.
5. Menambahkan kondimen tak sehat
Banyak orang yang terbiasa menambahkan kondimen atau bahan pelengkap ke dalam makanan untuk meningkatkan cita rasanya. Sebagai contoh, menambahkan sirup maple ke atas pancake atau menambahkan saus tomat dan mayonnaise ke roti lapis.
Meski jumlahnya tampak tidak begitu banyak, beberapa kondimen memiliki kandungan kalori yang cukup tinggi. Terlalu sering mengonsumsi kondimen seperti ini dapat menghambat proses penurunan berat badan.
Ahli gizi Courtney D'Angelo mengatakan, kondimen tetap boleh digunakan saat sedang menurunkan berat badan. Agar penurunan berat badan tak terganggu, D'Angelo menganjurkan pengunaan varian produk kondimen yang lebih sehat seperti produk rendah kalori atau membatasi jumlah penggunaan kondimen saat bersantap.