REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan jantung adalah penyumbatan aliran darah ke jantung. Karena organ memompa ke seluruh tubuh, obstruksi ini sering berakibat fatal. Terlebih lagi, kondisi ini jarang menimbulkan tanda-tanda peringatan dini, sehingga lebih sulit untuk dicegah.
Namun beberapa penelitian telah menemukan hampir setengah wanita menderita gangguan tidur di bulan yang sama menjelang serangan jantung. Para peneliti percaya tidak semua tanda peringatan dapat memengaruhi individu secara umum, karena beberapa tanda peringatan lebih mungkin dialami oleh wanita dibandingkan pria. Hal ini karena pria umumnya menderita penyumbatan di arteri koroner besar, sedangkan wanita lebih rentan terhadap penyumbatan di arteri kecil, yang dikenal sebagai mikrovaskulatur.
Dalam laporan yang diterbitkan di jurnal Circulation, peneliti menulis bahwa 48 persen responden wanita mengalami gangguan tidur di bulan sebelum mereka mengalami serangan jantung. Keluhan umum lainnya di antara para wanita ini adalah kelelahan yang tidak biasa, yang memengaruhi hingga 71 persen responden.
Sebuah laporan yang diterbitkan dalam Heart and Lung: The Journal of Cardiopulmonary and Acute Care, membahas beberapa potensi penyebab gangguan tidur ini. Para peneliti mencatat, serangan jantung sering tidak terdeteksi pada wanita karena mereka mungkin hanya memiliki gejala yang tidak jelas seperti gangguan tidur.
“Menggambarkan korelasi gangguan tidur sebelum serangan jantung dapat membantu mengenali wanita yang berisiko terkena penyakit jantung koroner. Analisis kami menemukan bahwa laporan subjektif gangguan tidur sebelum infark miokard sangat lazim pada wanita dari semua ras,” kata peneliti seperti dilansir Express, Selasa (30/8/2022).
Temuan menunjukkan, gangguan tidur pada wanita sangat terkait dengan kecemasan, kelelahan dan rasa sakit, serta perubahan dalam berpikir dan mengingat. Secara keseluruhan, gejala-gejala ini bisa menjadi tanda peringatan penting dari serangan jantung yang akan datang.
Namun, karena keterbatasan data yang tersedia, mereka tidak dapat memastikan penyebab gangguan tidur pada wanita. Peneliti mencatat bahwa serangan jantung dan gangguan tidur memiliki beberapa karakteristik umum seperti peradangan.
Terlebih lagi, diketahui bahwa wanita dan pria dengan status kardiovaskular yang buruk secara teratur menderita tidur pendek, tidur panjang, dan gangguan tidur. Beberapa penelitian telah mengidentifikasi hubungan antara tidur pendek, peningkatan interleukin-6, dan protein C-reaktif sensitivitas tinggi, yang merupakan respons umum terhadap cedera. Beberapa dari mekanisme ini mungkin juga menjelaskan mengapa sejumlah besar wanita mengalami kelelahan yang tidak biasa sebelum serangan jantung.
Penulis mencatat, kelelahan yang dijelaskan oleh para wanita dalam studi ini sangat banyak dan mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari mereka. Faktanya, beberapa wanita melaporkan sangat lelah sehingga mereka tidak bisa merapikan tempat tidur tanpa jeda di antara merapikan sisi tempat tidur.
Karena hubungan antara komplikasi tidur dan kesehatan kardiovaskular yang terganggu, wanita yang menderita gangguan tidur yang tidak biasa akan disarankan untuk mengunjungi dokter untuk diperiksa. Hal ini sangat penting mengingat perkiraan dari Organisasi Kesehatan Dunia bahwa 80 persen serangan jantung dini dan strok dapat dicegah.
Baca juga : Jalan Kaki 10 Menit Tiap Hari Bisa Dukung Kesehatan Lansia