Kamis 25 Aug 2022 07:12 WIB

Gaya Hidup Malas Gerak di Usia 60 Tahun Tingkatkan Risiko Demensia

Tidak banyak gerak dan hanya menonton televisi di usia 60 tahun berisiko demensia.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Nora Azizah
Tidak banyak gerak dan hanya menonton televisi di usia 60 tahun berisiko demensia.
Foto: www.freepik.com.
Tidak banyak gerak dan hanya menonton televisi di usia 60 tahun berisiko demensia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gayahidup sedentary atau malas gerak membuat seseorang berisiko alami demensia. Apalagi jika hal ini dilakukan bagi mereka yang berusia lebih dari 60 tahun.

Studi baru mengatakan, tidak banyak bergerak dan menonton TV dapat meningkatkan risiko demensia. Namun, meringkuk di sofa dengan laptop dapat menguranginya.

Baca Juga

Para peneliti mengatakan penelitian yang didanai oleh National Institutes of Health juga membantah gagasan jika orang lebih aktif secara fisik di siang hari, mereka dapat melawan efek negatif dari waktu yang dihabiskan untuk duduk. Menurut penelitian, mengurangi waktu dalam perilaku menetap secara kognitif pasif, seperti waktu menonton TV, pada orang dewasa berusia 60 tahun ke atas dapat bermanfaat bagi kesehatan otak. Hal ini harus diimbangi dengan meningkatkan menghabiskan waktu dalam perilaku menetap aktif secara kognitif, seperti waktu menggunakan komputer.

Temuan para peneliti di University of Southern California dan University of Arizona diterbitkan minggu ini di Proceedings of the National Academy of Sciences. Penulis utama studi dan profesor ilmu biologi dan antropologi di USC, David Raichlen mengatakan studi tersebut menunjukkan apa yang dilakukan orang saat mereka sedang duduk dan beralih dari perilaku pasif ke aktif dapat mengurangi risiko demensia.

"Seperti halnya studi observasional, kami tidak dapat menentukan kausalitas," ujarnya seperti dilansir dari laman unitedpressinternational, Kamis (25/8/2022).

Namun, mereka pikir penelitian ini membentuk dasar yang kuat untuk intervensi di masa depan untuk menentukan cara terbaik mengubah perilaku menetap untuk meningkatkan kesehatan otak dan mengurangi risiko demensia. Menurut Raichlen, sejumlah besar penelitian telah berfokus pada hubungan aktivitas fisik dengan kesehatan otak, tetapi lebih sedikit penelitian yang meneliti apakah perilaku menetap atau tidak aktif dikaitkan dengan risiko demensia pada orang dewasa yang lebih tua. Jadi, para peneliti mulai menyelidiki apakah duduk-duduk dikaitkan dengan demensia terlepas dari apakah orang terlibat dalam aktivitas fisik. 

"Kami menemukan bahwa perilaku menetap dikaitkan dengan risiko demensia, tetapi yang mengejutkan, apa yang kami lakukan saat tidak banyak bergerak berdampak pada arah risiko itu," tambah Raichlen.

Dia menambahkan, aktivitas fisik, sementara dikaitkan dengan penurunan risiko demensia secara keseluruhan, tidak banyak mengubah hubungan antara perilaku menetap dan kesehatan otak. Menurut para peneliti, menonton TV tidak melibatkan banyak aktivitas otot atau penggunaan energi, dan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa duduk tanpa henti dalam jangka waktu yang lama berhubungan dengan berkurangnya aliran darah di otak. menangkal efek negatif dari duduk.

Studi ini mencakup data yang dilaporkan sendiri dari UK Biobank, database biomedis dari 500 ribu lebih peserta di seluruh Inggris. Ini mengeksplorasi dua jenis perilaku menetap, penggunaan komputer di waktu senggang dan menonton TV, berdasarkan kuesioner biobank.

Tak satu pun dari 145.000 plus peserta biobank berusia 60 dan lebih tua memiliki diagnosis demensia pada awal penelitian. Mereka menggunakan kuesioner untuk melaporkan informasi tentang tingkat perilaku menetap selama periode dasar 2006 hingga 2010. Setelah kira-kira 12 tahun masa tindak lanjut, para peneliti menggunakan catatan rawat inap rumah sakit untuk mencari diagnosis demensia dan mereka menemukan 3.507 kasus positif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement