REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Waktu menyusui yang direkomendasikan oleh WHO adalah hingga anak berusia dua tahun. Namun, tidak jarang ada ibu yang menyusui anak hingga lebih dari dua tahun. Apakah hal ini normal? Dan apa dampaknya?
Dokter Spesialis anak, dr Caroline Mulawi SpA dari EMC Hospital Pulomas mengatakan jika ada pertanyaan, apakah menyusui lebih dari dua tahun normal atau tidak, jawabannya relatif. Disebut tidak normal jika berat badan si kecil tidak meningkat.
“Artinya, jika anak yang menyusu lebih dari 2 tahun mengalami kekurangan gizi, maka ini tidak normal dan tidak boleh dilanjutkan,” jelasnya dalam keterangan pers yang diterima Republika, Senin (16/8/2022).
Jika ibu dan si kecil nyaman melakukan proses menyusui hingga lebih dari dua tahun, dan berat badan si kecil bertambah sesuai kurva pertumbuhannya, maka mungkin menyusui lebih dari dua tahun masih bisa dilakukan. ”Namun tetap, IDAI menganjurkan penyapihan sudah dimulai di usia 1 sampai 2 tahun,” jelasnya.
Penyebab menyusui lebih dari dua tahun ini sebenarnya umumnya berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang manfaat dan fungsi ASI sendiri. ASI merupakan makanan yang dibutuhkan bayi hingga usia enam bulan. Namun, setelah enam bulan, bayi mengalami peningkatan kebutuhan nutrisi dan energi, sehingga membutuhkan makanan pendamping selain ASI atau MPASI. Setelah bayi berusia 6 bulan, ASI sudah tidak lagi bisa memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Selain itu, faktor lain yang menyebabkan menyusui berkepanjangan adalah ikatan yang sangat kuat antara ibu dan anak.
“Jadi, sudah bukan karena kebutuhan nutrisi lagi, melainkan karena faktor kenyamanan saja, anak merasa senang dipelukan ibunya saat menyusu,” tambahnya.
Dampak negatif
Dampak negatif timbul ketika menyusui sampai anak berusia dua tahun namun tidak diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan makanan anak. Jika MPASI atau makanan keluarga-nya tidak kuat, maka dapat menyebabkan kurang gizi.
“Kebiasaan ibu adalah jika anak nangis sedikit, diberi susu, akibatnya anak ini kenyang ASI dan menolak makanan lain yang seharusnya sudah diberikan sejak enam bulan ke atas, dan alhasil menyebabkan kurang gizi,” ujarnya.
Oleh sebab itu, anak yang menyusu lebih dari dua tahun suka menolak makanan padat karena mereka merasa sudah kenyang. “Ada penelitian yang menunjukkan bahwa ternyata anak-anak yang kurang gizi cenderung menyusu lebih dari dua tahun,” jelasnya.
Jadi, boleh menyusui lebih dari dua tahun, namun pastikan anak menyusu secukupnya dan tidak lebih banyak dari mengonsumsi makanan bergizi sehari-hari.
Selain itu, dampak negatif dari menyusui lebih dari dua tahun tidak hanya ada pada anak saja, melainkan juga ibu sendiri. Untuk ibu, dampak negatifnya adalah menstruasi tidak teratur sehingga membawa beberapa konsekuensi, misalnya sulit mengatur keluarga berencana.
Selain itu, jika anak sudah di atas dua tahun, tenaganya lebih besar dan giginya sudah tumbuh, sehingga menghisap serta menggigit puting payudara lebih keras dan menyebabkan luka di payudara ibu. Kemudian, ada potensi si kecil juga menjadi terlalu ketergantungan bersama ibu.
Oleh sebab itu, sebisa mungkin menyusui dilakukan sampai tidak lebih dari waktu yang dibutuhkan. Sebisa mungkin penyapihan sudah dimulai sejak anak berusia 1 sampai 2 tahun. Ia juga menekankan bahwa jika bayi sudah masuk usia enam bulan, ibu harus sudah mengenalkan MPASI. Jangan sampai terlambat