Belakangan, peneliti beralih ke babi sebagai kandidat potensial untuk mengatasi keterbatasan donor organ ginjal dan jantung manusia. Rekayasa genetika telah memungkinkan untuk mengubah molekul dalam sel babi untuk mencegah respons imun dan penolakan organ pada manusia penerima organ.
Peneliti mengaku bahwa mungkin ini tidak efektif untuk semua jenis transplantasi kornea karena implan hanya berfokus pada bagian tertentu dari kornea. Dr Marian Macsai, seorang profesor klinis oftalmologi di University of Chicago yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menilai bahwa studi ini membawa angin segar bagi orang-orang yang seperti pasien penelitian dan penderita keratoconus, suatu kondisi yang merusak kornea.
Tim peneliti berencana untuk menguji lebih lanjut hasil mereka pada kelompok pasien yang lebih besar hingga akhirnya mendapatkan prosedur yang disetujui oleh regulator.
"Suatu hari nanti ini bisa membantu daerah di dunia yang paling terkena dampak kebutaan yang cenderung memiliki lebih sedikit sumber daya," kata Lagali.