Kamis 04 Aug 2022 21:27 WIB

Ada di Area Wajah, Herpes Labialis Bikin Orang Lebih Berisiko Alzheimer

Penelitian telah mengungkap kaitan antara herpes labialis dengan Alzheimer.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Seorang bayi mengalami cold sores setelah bibirnya dicium oleh orang dewasa pembawa virus herpes. Cold sores alias herpes labialis dapat membuat seseorang lebih berisiko mengembangkan Alzheimer.
Foto: Instagram / @tinyheartseducation
Seorang bayi mengalami cold sores setelah bibirnya dicium oleh orang dewasa pembawa virus herpes. Cold sores alias herpes labialis dapat membuat seseorang lebih berisiko mengembangkan Alzheimer.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memiliki herpes labialis di sekitar wajah atau bibir dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan Alzheimer di kemudian hari. Bintik-bintik seperti lepuhan yang juga disebut cold sores itu muncul akibat virus yang selamanya tidak aktif di bawah kulit.

Lepuh dapat muncul di mana saja, di wajah dan kapan saja dalam hidup seseorang. Herpes labialis bisa menular lewat kecupan.

Baca Juga

Para peneliti telah menemukan hubungan utama antara virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) dan penurunan kognitif. Mereka mengatakan ada bukti yang berkembang yang menunjukkan virus umum tersebut terlibat dalam perkembangan penyakit Alzheimer.

Alzheimer, yang menyebabkan penurunan progresif otak, memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Ini merupakan salah satu penyebab utama kematian secara global.

Proyek penelitian 30 tahun, di mana Profesor Ruth Itzhaki dan timnya telah menyelidiki hubungan virus dengan penyakit Alzheimer, menemukan bahwa HSV-1 hadir di otak banyak orang tua. Para peneliti dari Oxford’s Institute of Population Ageing, Tufts University di AS dan University of Manchester di Inggris menemukan bahwa orang dewasa ini memiliki lebih banyak protein tau abnormal di otak mereka daripada orang dewasa yang tidak memiliki virus.

Protein tau adalah tabung mikro yang mengangkut nutrisi dari satu bagian otak ke bagian lain. Protein tau yang abnormal atau cacat tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik. Itu berarti ada bagian otak yang kekurangan nutrisi penting.

Memiliki terlalu banyak protein tau yang cacat dianggap sebagai penyebab Alzheimer. Para ilmuwan meyakini bahwa semakin banyak cold sores yang dimiliki seseorang, semakin banyak pula protein tau abnormal yang mungkin berkembang dan risiko orang itu mengalami Alzheimer bisa lebih tinggi.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Alzheimer's Disease juga menemukan bahwa virus yang terkait dengan cacar air dan herpes zoster, bernama virus varicella zoster (VZV), dapat meningkatkan kemungkinan mengembangkan Alzheimer di kemudian hari.

"Meskipun VZV tidak secara langsung menyebabkan Alzheimer, seperti yang diperkirakan HSV-1, virus cacar air dapat mengaktifkan kembali HSV-1 yang tidak aktif yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena Alzheimer," jelas para peneliti, seperti dilansir dari laman The Sun, Kamis (4/8/2022).

Profesor Itzhaki, rekan profesor tamu di institusi tersebut mengatakan hasil yang mencolok ini tampaknya mengonfirmasi bahwa infeksi seperti VZV pada manusia dapat menyebabkan peningkatan peradangan di otak. Kondisi ini dapat mengaktifkan kembali HSV-1 yang tidak aktif.

"Kerusakan di otak akibat infeksi berulang seumur hidup pada akhirnya akan mengarah pada perkembangan Alzheimer atau demensia," ujarnya.

Ini berarti vaksin dapat memainkan peran yang lebih besar daripada hanya melindungi terhadap satu penyakit. Sebab, vaksin juga dapat secara tidak langsung, dengan mengurangi infeksi, memberikan perlindungan terhadap Alzheimer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement